1. SMA TARUMA NEGARA
Gerombolan OSIS beralmet army dengan lambang SMA Taruma Negara di dada kiri dengan Badge Name di dada kanan memenuhi lorong utama. Pagi-pagi sekali mereka sudah tiba disekolah. Sebuah keharusan bagi mereka mengingat harus menggelar razia upacara setiap senin. Ada yang sedang mengenakan dasi, ada yang memasang wajah dingin, dan ada juga yang menyapa cewek-cewek.
Salah satu yang ribut berdiri di sisi kiri sambil membawa tongkat untuk menegur paras siswa yang tidak mengenakan atribut lengkap. Guntur Pradana namanya. Cowo paling atraktif dan aktif Kegiatan Pramuka. Guntur juga pintar memikat hati perempuan karena badannya yang besar yang mendapat julukan playboy.
"IH, IH, IIHHHH! KAK AZKA SAMA TEMEN-TEMENNYA! ADUH JADI PENGEN MASUK OSIS!"
" KAK AZKA GANTENG BANGET, MANA PINTER LAGI."
" IHH ITU LHO KAK AZKA LAGI JALAN, CAKEP BANGET ."Teriak salah satu anak
"Itu yang namanya Kak Azka, Ihh ganteng bangett. MAU JADI PACARNYA DONG "
"ITU KAK AZKA YANG FOLLOWERS NYA BANYAK ITU DI IG "
" KAK AZKA BIKIN MELELEH!!!!"
Azka Alfiansyah Pratama. Cowo paling pendiem dan karismatik yang merupakan ketua OSIS. Pintar, atlet taekwondo dan merupakan anak pengusaha yang tajir. Azka juga sosok yang populer di sekolah. Murid kesayangan guru-guru karena sering menuai prestasi.
"Santai dong. Gak usah ngegas. Pagi-pagi gini udah ngeributin si Azka aja." Guntur emosi
"Emang mereka paling tau mana yang ganteng mana yang kentang!"
"Sirik aja lo!"
Irgi, salah satu temannya tertawa geli!
"Kaya gak pernah liat mereka direbutin aja lo!" Katanya sambil tertawa pada cowok yang sedang emosi ditempat.
"Mending lo sini Tur! Bantuin gue disini! Irgi lalu refleks menarik seragam guntur dari belakang tubuh Azka menuju ke arahnya.
"Diem lo berdua!" Azka, ketua OSIS ikut berkomentar pada Guntur yang mendapat julukan playboy kelas kakap. "Kaya gak pernah liat cewek aja lo Tur!
"Dasar lelaki buaya!"
"Cewek aja mata lo berdua! Lo juga Gi!" Septian angkat bicara pada Irgi. "Sama aja kaya Guntur."
"Gini-gini temen lo Sep!" Guntur membela diri.
"WOEE!! SEJAK KAPAN GUE JADI PLAYBOY??!" Irgi emosi ditempatnya. "Lo kata gue kaya Guntur playboy kelas atas hah?!!"
"Nah Gi. Gue masih mending jadi playboy. Kasian gue sama lo jadi jomblo ngenes mulu!" Guntur mendengus. "Jadi jomblo selama nya aja lo sana! Ikhlas gueeee! Sepenuh hati!"
"Sekata-kata lo kalau ngomong!" Guntur menyenggol Irgi membuat cowok itu hampir jatuh karena tenaga nya.
"Santai dong lo, Tur! Udah tau badan gede kaya gajah! Untung gue gak jatuh!"
"Berisik lo semua!"
"Pergi lo dari sini sebelum Azka ngamuk!"
Septian menarik kerah almet Guntur agar pergi dari hadapannya.
Septian Adi Nugroho. Cowok itu lebih banyak diam, tetapi dia terkenal bijak. Pintar, atlet basket dan juga idola para siswi di sekolahan. Septian sosok populer di sekolah dan juga tangan kanan Azka di karena masuk dalam inti OSIS.
"Kejam lo sama temen Sep." Irgi nimbrung membuat Septian terkekeh.
"Cabut ayo Gi...." ucap Guntur.
-----
Siang ini cuaca mulai tidak mendukung, rintik-rintik air turun dari langit. Oliv yang sedang berjalan menuju kelas sambil membawa note book kesayangan nya segara mempercepat langkahnya. Perempuan dengan seragam rapih dengan rambut yang diikat itu seketikan berpapasan dengan cowok bertubuh besar yang selalu menjadi topik perbincangan para siswi. Azka, Ketua OSIS.
"Bruggh"
Cowok bertubuh besar itu tidak sengaja menabrak dan mengenai tangan kanan Oliv.
"Buku gue?!" membuat Oliv terlonjak kaget begitu mengetahui keadaan bukunya. Situasi berubah menjadi mencekam saat murid-murid menyaksikan kejadian itu. Buku lusuh dengan cover yang penuh tulisan dan hiasan yang sangat menarik.
"Gue gak sengaja, maaf." suara lembut Azka membuat Oliv membuang muka dan mengusap bukunya.
"Gak usah sok peduli." suara dingin Oliv terdengar. Azka tidak menghiraukannya dan menarik tangan Oliv karena rintik hujan sudah lumayan deras.
"Gue nanya lo cuman mau berbaik hati sama lo aja karena tadi gue jatohin buku lo." Cowok itu menunjukkan ekspresi malasnya.
"Berisik lo!" Oliv lalu pergi meninggalkan cowok itu dengan membawa bukunya yang terlihat kotor dan tambah lusuh. Azka terdiam memandang wajah Oliv yang sudah meninggalkannya. Jawaban Oliv membuat murid-murid yang melihatnya terdiam. Memang semua orang tahu bahwa mereka bermusuhan walau satu organisasi.
"Kasar banget." suara Azka emosi membuat beberapa temannya menatapnya. Guntur dan Septian saling pandang karena baru kali ini melihat Azka emosi hanya karna hal sepele. Selama sekolah di SMA Taruma Negara. Bisa dibilang Azka tidak pernah mau mempermasalahkan urusan orang lain apalagi ini semua terjadi karena gara-gara cewek!
"Lo mau kemana?" tanya Irgi saat Azka lari ke arah kelasnya.
"Ke kelas lah. Ngapa?" tantang Azka membuat Irgi menatap kearahnya dengan tatapan tajam.
"Udah-udah tinggal ganti. Ribet banget lo ah. Segitu aja ngambek." rayu Guntur menepuk-nepuk pundaknya.
"Ngapain juga gue ngambek sama dia." Azka menghela napas.
"Kaya gak ada kerjaan lain aja."
"Mending lo baikan sama tuh cewek. Mau sampe kapan lo perang dingin nanti bisa kebalik lo yang baper sama Oliv. Hidup berputar, Bro." Septian berdiri disampingnya lalu menghadap ke Azka.
"Gue udah baik. Dia aja yang terlalu keras." sindir Azka melangkahkan kakinya meninggalkan teman-temannya.
"Udah-udah lo jangan marah-marah kaya gitu dong. Lo tau kan Oliv juga begitu dari awal. Mungkin dia sifatnya begitu." ujar Irgi.
"Bener tuh kata Irgi, Ka," ucap Guntur.
"Mending ke kelas. Bentar lagi bel masuk pelajarannya Pak Maman." Guntur merangkul Azka untuk pergi ke kelas.
"Tapi gue masih kesel sama tuh cewek! Untung aja gue masih sabar sama dia!" Azka masih berapi-api.
"Ka lo kaya nggak kenal Oliv aja. Oliv kan emang gitu dari dulu Ka. Cuek sama cowok. Kecuali sama abang Septian. Sama temennya sendiri aja gitu. Gue rasa Oliv ada sesuatu yang disembunyikan kali," ungkap Irgi. "Lo gak bakalan mati kalau di diemin dia jadi tenang aja,"
"WOIIIII AYO BALIK KE KELAAASS!" Guntur berteriak.
"Lo tuh kalo teriak dikontrol dong Tur! Kasian kan gendang telinga gue bisa hancur." Irgi meringis.
"Gak lucu lo," balas Azka jutek. Cowok itu melanjutkan langkah kakinya ke kelas.
"Sabar banget lo hadepin temen kaya gitu." ucap Irgi mengisi keheningan
"Nggak usah urusin Azka. Kita sebagai teman cuman ngingetin aja selainnya urusan dia pribadi." jawaban Septian jutek.
"AYOO KITA BALIK KE KELASSS!" Guntur berteriak untuk kedua kalinya. "Capek gue berdiri terus! Kasihan kaki abwang ganteng!" Septian yang mendengarnya sontak langsung berbalik badan diikuti oleh Irgi.
"SEP JAHAT BANGET LO SAMA GUE! GAK CAPEK APA DIEM MULU!" teriakan Guntur bahkan tidak disahuti oleh Septian.
"WOI GI ?!"
"Dasar menang badan gede doang lo! Gak usah alay." Azka berkata saat Guntur sudah ada disampingnya.
Keempat cowok-cowok itu lantas tertawa menjauhi lorong utama. Guntur kembali menghela napas berat. Baru kali ini Guntur melihat temannya meminta maaf setulus itu!