Chereads / Game Alam Semesta / Chapter 15 - Level 2

Chapter 15 - Level 2

Setelah menyingkirkan bongkahan kereta api yang menahannya, gorila setinggi tiga meter lebih itu berbalik untuk menatap Yi Yun.

Meskipun wajahnya tampak sepenuhnya ditutupi sisik besi, Yi Yun masih bisa melihat kemarahan dari ekspresi gorila.

"Yah, kau sangat sial untuk bertemu denganku." Ucap Yi Yun dengan bibir mengejek, membuat si gorila tampak semakin marah.

Whooss...

Ketika gorila itu ingin melangkah menuju Yi Yun, bayangan hitam tiba-tiba muncul tepat di belakangnya sebelum pedang yang tampak sangat tajam menebas bagian belakang lehernya.

Shiissss...

Menggunakan pedang, serangan ibu Yi Yun mungkin jauh dari sekuat serangan Yi Yun, tapi tebasan pedangnya yang dapat dengan mudah memotong besi masih membuat goresan yang cukup dalam pada sisik yang menutupi leher gorila.

Gorila itu menjadi semakin marah saat ia menemukan serangan lain yang tiba-tiba menyerangnya. Apa yang membuatnya semakin marah adalah karena orang-orang ini sebenarnya sama-sama menyerang di lehernya yang merupakan bagian tubuhnya yang paling rapuh. Bahkan jika dia belum terluka, diserang di tempat yang paling rapuh masih cukup sakit untuk gorila itu.

Mengabaikan Yi Yun, gorila itu sekali lagi berbalik ke belakang. Ia tampaknya ingin membalas pada orang kedua ini dulu yang masih berada di belakangnya.

Saat ia berbalik, gorila itu masih melirik ke arah Yi Yun. Jika Yi Yun berani menyerangnya saat ia berbalik, Yi Yun yakin gorila itu pasti akan lebih memilih menyerangnya.

Sayangnya gorila itu masih salah perhitungan.

Tepat saat ia berbalik, ibu Yi Yun yang sebenarnya sengaja tetap berdiam di belakangnya dengan cepat mundur dengan kecepatan yang membuat si gorila hampir tidak bisa melihat.

Gorila yang terkejut secara reflek mencoba menjangkau ibu Yi Yun dengan tangannya. Tentu saja, gorila itu masih mempertahankan penjagaannya terhadap Yi Yun. Namun, tanpa gorila itu sadari, sebuah anak panah tiba-tiba meluncur dari kejauhan menuju bagian belakang lehernya yang sudah menerima dua kali serangan kejutan.

Anak panah Elly bergerak secepat kilat namun halus seperti bulu. Ditambah dengan aura biru muda yang menutupi anak panahnya, itu membuat anak panah hampir terlihat seperti angin yang bergerak di udara.

Itu adalah skill yang digunakan Elly.

Belum lagi si Gorila yang perhatiannya sedang teralihkan, bahkan Yi Yun yang memperhatikan kedatangan anak panah hampir tidak bisa melihatnya.

Shisss...

Ketika si gorila menyadari ada serangan lain, anak panah itu sudah menancap di lehernya.

Anak panah itu belum sepenuhnya menembus leher Gorila, tapi itu masih menancap di lehernya. Itu tampak sudah menembus setengah bagian sisik leher Gorila.

"Aooo...."

Kali ini gorila itu tidak bisa lagi menahan amarahnya. Dia meraung keras sambil mengangkat kepalanya ke atas. Dan matanya yang hitam berubah menjadi merah saat dia menatap Yi Yun, satu-satunya penyerang yang bisa dia lihat.

Tentu saja, di dunia ini, hanya kemarahan belaka tidak bisa mengubah keadaan bahkan untuk para NPC.

Tepat saat gorila itu ingin menerjang ke arah Yi Yun, sebuah bongkahan kereta api sekali lagi jatuh ke arahnya.

Tapi kali ini gorila itu sudah jauh lebih siap.

Saat bongkahan kereta api jatuh ke arahnya, dia dengan cepat mencoba menghindarinya. Meski gorila itu tidak berhasil menghindar, tapi ia masih berhasil tiba di ujung bongkahan saat itu mendarat, karena itu, gorila itu dapat menahan bongkahan kereta api dengan cukup mudah.

Dengan keadaan seperti itu, jika Yi Yun menyerang gorila sekarang, gorila itu pasti dapat menahan serangannya. Bahkan jika gorila menangkis hanya dengan menggunakan pergelangan tangannya, ia masih bisa memantulkan serangan Yi Yun bahkan jika Yi Yun menyerang dengan skill miliknya.

Namun, apakah kekuatan Esper milik Su Wuyao hanya dapat mengirim satu bongkahan kereta api saja? Tentu saja tidak.

Gorila bahkan tidak sempat mengambil nafas sebelum bongkahan lain jatuh ke arahnya. Dan kali ini, jumlahnya mencapai tiga bongkahan sekaligus.

Mengangkat tiga bongkahan kereta api sekaligus, itu mungkin hampir menghabiskan seluruh energi Su Wuyao. Tapi itu juga cukup untuk Yi Yun, Elly, dan ibu mereka untuk melancarkan satu lagi serangan seperti sebelumnya.

Shua...

Kali ini, Elly adalah yang pertama menyerang. Dia masih menggunakan skill-nya saat menyerang, dan anak panah Elly, sekali lagi berhasil menancap di leher gorila.

Sisik di leher gorila masih belum hancur, tapi sudah banyak retakan yang muncul.

(Break The Sky)

Tepat setelah anak panah Elly menancap di leher Gorila, Yi Yun sekali lagi menggunakan skill-nya.

Dengan rencana penyerangan yang sangat matang, Yi Yun masih berhasil mendaratkan pedang besarnya yang berwarna merah darah.

Bam...

Crack... Crack... Crack...

Suara retakan langsung terdengar dari leher Gorila setelah pedang besar Yi Yun mendarat.

Satu per satu pecahan sisik gorila mulai jatuh dari lehernya dan mengungkapkan kulit leher gorila yang terlihat berwarna merah muda.

Mata gorila langsung terbelalak saat ia menyadari sisik yang melindungi nyawanya benar-benar telah dihancurkan.

Tidak ada waktu bagi gorila itu untuk tertegun karena sebuah pedang tiba-tiba muncul dari udara tipis. Pedang itu muncul tepat di samping lehernya, dan itu secara langsung menusuk lehernya yang sudah tidak memiliki perlindungan lagi.

Shiissss....

Hanya dalam sekejap, ujung pedang ibu Yi Yun sudah muncul di sisi lain leher gorila.

Selain sangat cepat, Assassin juga sangat pandai dalam hal menyembunyikan diri.

Saat menggunakan skill-nya, ibu Yi Yun dapat menyerang tanpa terlihat.

Tentu saja, karena skill itu sangat berbahaya bagi musuh, untuk menggunakannya juga bukan hal yang mudah. Sebelum seorang Assassin bisa menyerang tanpa terlihat, Assassin itu harus terlebih dahulu mempersiapkan posisi dengan sangat baik.

....

Jatuh...

Tubuh besar Gorila itu langsung jatuh tepat setelah ibu Yi Yun mencabut pedangnya.

Tremble.

Berat gorila itu jelas luar biasa beratnya karena saat tubuhnya jatuh, itu langsung menyebabkan area beberapa puluh meter di sekitarnya bergetar.

Yi Yun dan yang lainnya tidak memperhatikan getaran yang diakibatkan jatuhnya tubuh Gorila. Perhatian mereka saat ini tertuju pada empat cahaya putih susu yang tiba-tiba keluar dari dalam tubuh Gorila.

EXP mereka sudah hampir penuh. Meskipun mereka hanya membunuh satu monster level dua, mereka cukup yakin kalau mereka bisa naik level.

Karena ini juga merupakan kenaikan level pertama mereka, mereka secara alami mengantisipasinya dengan mata berbinar.

Bahkan Yi Yun yang sudah mencapai level 90 di kehidupan masa lalunya tidak terkecuali.

Ssssss....

Saat cahaya putih susu itu memasuki tubuh Yi Yun, Yi Yun melihat EXP di layar virtual miliknya bertambah dengan kecepatan yang tak terbayangkan.

Saat EXP itu penuh, sebuah suara tiba-tiba bergema di dalam kepala Yi Yun.

(Selamat, Anda telah naik ke level dua. Anda akan mendapatkan 12 poin energi tambahan.)

Tepat setelah suara itu, Yi Yun bisa merasakan kekuatan di dalam tubuhnya secara perlahan meningkat sampai lebih dua kali lipat.

Meskipun jumlah poin energi yang meningkat sama dengan poin energi Yi Yun sebelumnya, peningkatan 1 poin energi tambahan bukan berarti kekuatan seseorang hanya meningkat 1 poin.

Contoh lain adalah ketika pemain mencapai level tiga dari level dua. Peningkatan poin energi mereka hanya setengah dari jumlah poin energi mereka sebelumnya, tapi itu bukan berarti kekuatan mereka hanya meningkat setengah.

Intinya, semakin tinggi poin energi pemain, kualitas poin energi mereka juga menjadi semakin meningkat. Tentu saja, ketika level pemain meningkat, kualitas poin energi mereka juga ikut meningkat.

Jika ketika level satu, kekuatan dari 1 poin energi hanya setara dengan satu pria yang sangat kuat di bumi, 1 poin energi milik pemain level dua mungkin setara dengan kekuatan satu ekor sapi di bumi.