ranjangnya, dengan langkah yang ia ambil secara perlahan-lahan, ia melangkahkan kakinya mendekati pintu kamarnya. Tapi ia tidak langsung membuka pintu itu begitu saja. Ia memasang sebuah pengaman pintu yang dimana nantinya jika ia pasang pintu itu terbuka dengan akses yang terbatas. Kelebaran terbukanya pintu itu akan dibatasi. Hal ini ia lakukan hanya untuk sebagai antisipasinya saja terhadap segala macam bahaya yang ada di luar kamarnya.
Setelah memasang alat itu, Alena segera membuka kunci pada pintunya dan ya, pintu itu hanya terbuka dengan lebar 5 cm saja sehingga Bi Ina hanya bisa melihat sedikit bagian wajah Alena.
"Ada apa, Non?." tanya Bi Ina yang menyadari bahwa Alena sedang berperilaku tidak seperti biasanya.
"Alena ga apa-apa, Bi. Ada apa?."
"Tadi Nyonya dan Tuan lagi nyari Non Alena..."
"Dimana mereka?."
"Lantai bawah, Non." jawab Bi Ina.
"Baiklah, terima kasih ya." ucap Alena yang membuat Bi Ina tersenyum dan kemudian wanita itu beranjak pergi dari hadapan Alena.