Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

downpour.

deLluvia
--
chs / week
--
NOT RATINGS
31.6k
Views
Synopsis
HUJAN tak berhenti. Dia terdiam. Akupun terdiam. Hujan turun begitu deras, cukup untuk membasahi aku dan dia sampai ke tulang. Kami berdiri di sana, di tengah jalan itu. Kami saling berpelukan erat, berusaha mencari sebuah kenyamanan di tengah badai. Tapi rasanya tidak ada yang cukup untuk meringankan rasa sakit yang aku rasakan. Aku menangis untuk semua hal yang berubah buruk, untuk semua kesalahan yang membawa kita ke titik ini. Mau tak mau aku memikirkan kembali hari-hari ketika semuanya sempurna di antara kami ketika matahari bersinar dan dunia terasa penuh dengan kemungkinan. Tapi sekarang, rasanya semua itu tersapu oleh hujan yang tiada henti. Saat air mata terus jatuh, aku bertanya-tanya apakah kami akan menemukan jalan kembali ke cahaya. Tetapi pada saat itu, yang aku tahu hanyalah bahwa aku bersama dia yang aku cintai lebih dari hujan. Dan pada saat itu, aku tahu bahwa apa pun yang terjadi di masa depan, aku akan selalu memilikinya di sisi ku untuk menghadapi ini bersama...
VIEW MORE

Chapter 1 - 1

"RAIN... Jangan main hujan kaya anak kecil deh!"

Kenangan itu terputar berkali-kali dalam ingatanku, seorang gadis berlarian di tengah hujan, dan seorang pria yang memarahinya didepan sebuah cafe.

2018, JAKARTA

Dua tahun yang lalu, di kota ini aku merasakan banyak hal untuk pertama kalinya. Cinta pertama. Pacar pertama. Ciuman pertama. Semuanya. Kini aku kembali lagi untuk mengukir hal lain dalam hidupku. Mencoba meraih segala sesuatu yang dulu pernah aku kubur dalam-dalam di kota ini. Mengambil kembali setiap kesempatan yang pernah aku lepaskan. Memutar kembali memori tentang seseorang yang dulu pernah menungguku dengan sepenuh hati.

Gedung-gedung tinggi berbaris begitu rapih di sepanjang jalan yang ku lewati, kenangan lama kembali terputar. Dulu, gedung-gedung itu tidak ada. Seingatku, dulu ditempat ini hanya ada ruko-ruko kecil dengan pohon-pohon rindang disetiap sela ruko satu dengan ruko yang lainnya. Anak-anak kecil berlarian kesana kemari. Teduh. Nyaman.

Aku meninggalkan negara ini, bukanlah sebuah rencana yang ku susun untuk melanjutkan studi ku seperti kebanyakan anak pada umumnya. Aku pergi, untuk meninggalkan semua beban ku, semua masalah yang tidak bisa terselesaikan dan seseorang yang seharusnya tidak pernah mengenal ku, seseorang yang tidak seharusnya mencintai ku dengan tulus saat aku hanya menjadikan dia sebagai sebuah pelampiasan. Simple nya sih lari dari kenyataan, klasik memang.

Sudah hampir sampai, aku merapihkan ipod, tab dan novel ku yang tergeletak di kursi bus tepat disebelah ku. Sedari tadi hujan tidak henti-hentinya turun, terakhir kali aku melihat hujan turun sederas ini sekitar dua bulan lalu, di Paris.