Chapter 27 - Perasaan Terdalam

Intan berjalan mengekor di belakang Kemal, tidak lama kemudian mereka sampai di Danau Kenanga yang di sekitarnya dikelilingi pohon-pohon Mahoni yang lebat dan banyak pohon lain yang tumbuh seperti sebuah hutan mini di area kampus.

Danau Kenanga ini terkenal sebagai tempat suci untuk orang yang sedang jatuh cinta, jadi memang banyak pasangan kekasih yang sering datang ke danau ini.

Intan melihat sekelilingnya dan menemukan ada pasangan kekasih di mana-mana.

Pantaskah dia datang ke sini bersama senior Kemal?

Intan berhenti. Dia tidak mau melangkah maju lagi, lalu berkata, "Senior, apa yang ingin kamu lakukan hingga mengajakku ke sini?"

"Di sini bagus, apa kamu tidak mengerti?"

Kemal yang melihat Intan berhenti, dia berbalik mendekatinya.

Intan merasa sangat takut sehingga dia mundur perlahan.

"Apa yang tidak kumengerti?"

"Aku sudah menyukaimu selama dua tahun. Aku sudah menyukaimu sejak tahun pertama ketika kamu bergabung dengan senat mahasiswa. Kenapa kamu tidak mengerti? Apakah salahku karena menyembunyikan perasaanku terlalu dalam?"

"Apa?"

Mata Intan membelalak menatap orang di depannya ini dengan tidak percaya.

Dihadapkan dengan pengakuan cinta tiba-tiba seperti ini, Intan benar-benar bingung.

"Kamu tidak menyadari bahwa orang yang aku bantu adalah teman sekelas dan teman sekamarmu?"

"Aku ... aku tidak tahu."

Intan sama sekali tidak memperhatikan detail seperti ini.

"Kalau begitu kamu harus tahu sekarang, aku mencintaimu. Bagaimana denganmu?"

Kemal bertanya dengan serius.

Intan yang sangat bingung hanya bisa berkata, "Senior, aku tidak pernah mengira kita akan bersama, dan ...mm... aku punya pacar!"

"Apakah kamu punya pacar? Intan, jangan berbohong, aku belum pernah melihatmu dekat dengan pria lain. Bahkan jika kamu melakukannya, apakah kamu menyukainya? Apakah dia menyukaimu? Dia sangat berhati-hati denganmu? Dia sangat baik ? "

"Aku tidak yakin tentang itu."

Intan benar-benar tidak yakin.

Intan tidak tahu bagaimana perasaan Irwan terhadapnya. Dia juga tidak tahu apakah dirinya sendiri hanya mengandalkan atau benar-benar menyukai Irwan.

Intan tidak pernah merasakan cinta antara pria dan wanita sejak dia masih muda.

Intan hanya selalu merasa bahwa rasa suka bukanlah denyutan sesaat, tetapi merupakan sebuah aliran air yang panjang di masa depan.

Dia dan Irwan belum terlalu lama saling kenal, perkenalan mereka baru berumur pendek. Dia tidak bisa mengatakann bahwa keberadaan Irwan tidak menyenangkan baginya, tapi itu pun belum terlalu lama.

Intan tidak pernah memiliki perasaan khusus tentang hubungan antara pria dan wanita, jadi dia memang sama sekali tidak tahu saat.

Dia tidak bisa memahami hubungan seperti apa antara dirinya dan Irwan, tapi satu hal yang Intan tahu pasti saat ini adalah dia tidak pernah berpikir untuk bersama dengan Kemal.

Intan menarik napas dalam-dalam, mengepalkan tangan kecilnya lebih keras lalu berkata, "Maaf, senior. Aku tidak pernah memiliki perasaan yang seperti itu kepadamu, jadi aku tidak bisa menerimanya. Dan juga, aku benar-benar telah memiliki seseorang jadi,... maafkan aku."

Intan membungkuk untuk meminta maaf. Dia sangat menyesal.

Melihat Intan yang berkata dengan tulus dan sama sekali tidak terlihat berbohong, membuat hati Kemal tiba-tiba seperti tertusuk.

"Ternyata ... aku menyukaimu seorang diri, ya—"

Kemal tertawa singkat, seolah menertawakan dirinya sendiri.

Detak jantung Intan terasa sedikit berat. Dia merasa sangat bodoh karena tidak bisa memahami perasaan orang lain dengan baik.

"Maaf...maaf..."

Intan hanya bisa membungkuk sambil terus mengucapkan kata maaf. Dia tidak berani mengangkat kepalanya apalagi menatap wajah Kemal.

Kemal seperti tertekan, dia bergerak mendekat ke Intan lalu memberikannya pelukan ringan. Kepala kemal bergerak turun, kemudian sebuah ciuman lembut dari bibirnya menyentuh dahi Intan.

"Senior!"

Intan terkejut dan bingung, dia mencoba mendorong tubuh Kemal dengan panik tapi Kemal semakin merapatkan lengannya untuk memeluk Intan dengan erat.

"Izinkan aku memelukmu sebentar untuk membuatku merasa bahwa cinta sepihak yang sudah kupendam lama ini tidak begitu memalukan. Setidaknya, aku mendapatkan respon yang baik."

Suaranya ringan, dan dia merasa sedikit sakit hati.

Intan yang berhati lembut, dia merasa kasihan jadi dia membiarkan Kemal memeluknya.

Intan menepuk punggung Kemal dengan ringan sambil berkata, "Senior, kamu pasti akan menemukan yang lebih baik."

Saat itu juga, Intan tiba-tiba melihat seseorang sekilas. Irwan——

Saat dia melihat Irwan, jantung Intan langsung seperti berhenti hingga dia lupa bernapas.

Pikiran Intan langsung bertanya-tanya. Mengapa dia datang? Sudah berapa lama dia di sini? Apakah dia sudah melihat semuanya?

"Senior, maaf. Aku punya urusan lain."

Intan mendorong Kemal lalu langsung mengejar Irwan. Intan ingin menjelaskan semuanya kepada Irwan.

Namun, Irwan langsung berbalik dengan acuh. Sorot mata Irwan yang kesepian sesaat memandang Intan, lalu menghilang di balik pepohonan.

Intan berjalan sangat cepat,namun saat belokan yang terhalang oleh hutan, dia tidak tahu lagi kemana Irwan pergi.

Intan sudah bergegas mengejarnya secepat mungkin, tetapi ketika dia tetap tidak bisa melihat Irwan.

Intan buru-buru menelepon Irwan, tapi tidak ada yang menjawab.

Kemudian Intan mengirim pesan teks. [ Irwan Wijaya jawab teleponnya, ada yang ingin kukatakan padamu.]

Ketika Intan menelepon lagi, tetap tidak ada yang menjawab.

Irwan pasti salah paham.

Intan mencoba menjelaskannya lagi di pesan teks, tetapi tidak ada balasan juga.

Pada saat yang sama, Irwan sedang duduk di kursi belakang mobilnya dengan ponsel yang ada di sampingnya dibiarkan berdering.

Melihat pesan yang muncul di atas layar ponselnya, Irwan menutup matanya karena merasa sedikit lelah. Dia memegangi dahinya dengan ringan.

Sekretaris Hamdani mengerti bahwa masalah ini memusingkan tuannya.

"Tuan ... apakah Anda tidak akan menjawab panggilan Nona Intan?"

"Kamu juga telah melihat Kemal, siapa yang akan kau pilih jika kau adalah wanita normal?"

"Tentu saja, pertama ..."

"Aku ingin mendengarkan kejujuranmu."

Irwan menyela perkataan Sekretaris Hamdani sambil melihat sekretarisnya dengan dingin.

Sekretaris Hamdani menelan ludahnya susah payah, seperti merasakan ada malaikat pencabut nyawa. Akhirnya Sekretaris Hamdani berkata tanpa daya "Tuan, jika Anda menunjukkan wajah asli Anda, semua orang akan terpesona. Wanita manapun juga makhluk yang melihat visual dulu, mereka menyukai kecantikan dan ketampanan. Ditambah lagi Anda masih menyembunyikan kekayaan dan pengaruh kuat yang Anda miliki. Jika Anda memberitahu Nona Intan tentang identitas Anda yang sebenarnya, Kemal dan bahkan guru besarnya sendiri pun tidak bisa berbuat apa-apa. Sepuluh orang seperti mereka pun bukan tandingan Anda!"

"Jadi maksudmu aku kalah?"

Sekretaris Hamdani tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

Irwan samar-samar menutup matanya dan langsung mengatakan kesimpulan akhir.

Sekretaris Hamdani berbisik dalam hatinya. Jika Intan seorang wanita yang masih berpikir normal, dia pasti memilih Kemal. Perbedaannya terlalu jauh.

Padahal jarang sekali Tuan Irwan menemukan seorang gadis kecil yang membuatnya begitu tertarik dan begitu menyukainya. Apakah Tuan Irwan akan kalah seperti ini?

"Tuan, bagaimana kalau kita memberitahu Nona Intan yang sebenarnya? Dengan persyaratan, Nona Intan mau menerima Anda."

"Apakah menurutmu tidak akan pernah ada wanita yang mau menerimaku seperti ini?"

Irwan berkata dengan tidak senang.

Jika Intan, seperti para wanita lain, lebih menyukai uang dan ingin menikahi keluarga kaya, bagaimana Irwan bisa menyukainya.

Irwan tahu bahwa Intan itu sangat tulus dan dia sangat Istimewa, sehingga Irwan tidak akan membiarkan Intan pergi dari hidupnya.

Irwan tidak ingin melepasnya, tapi Intan sekarang sepertinya ingin melepaskan diri.

Irwan memikirkan apa yang telah dilakukan Kemal hari ini, bagaimana mereka berpelukan dan berciuman, semua itu seperti duri tajam yang menusuk hatinya, membuat Irwan merasa kesakitan.

Irwan awalnya mengira bahwa dia telah lama berlatih membangun pertahanan diri yang kokoh seperti dinding besi berlapis tembaga. Dia pikir dia telah memiliki hati yang terbuat dari besi dan batu.

Dia tidak menyangka bahwa hatinya menjadi lembut, hingga mudah merasakan sakit seperti ini karena Intan.

Wanita ... Irwan semakin yakin. Bukankah nasib kakak keduanya cukup jelas semuanya karena wanita?

"Atur kerja sama dengan keluarga Atmaja lalu pesan tiket pesawat paling awal. Aku akan ke Jerman."

"Nona Intan ..."

"Aku memberinya waktu untuk memikirkan masalah ini. Aku akan menerimanya apa pun hasilnya ketika aku kembali."

Irwan menarik napas dalam-dalam. Suaranya terdengar pelan, tapi ... bercampur dengan sedikit getaran yang tidak mudah terlihat.

Bukan pekerjaan yang mudah untuk melepaskan orang yang baik.

Intan sudah menelepon Irwan berkali-kali tapi tetap tidak diangkat, jadi dia harus menyerah.

Saat ini, Intan hanya bisa meminta bantuan Salsa.

Salsa yang sudah diberitahu Intan mengenai pengakuan Kemal terhadapnya, langsung meminta cuti dari tempat magang lalu bergegas menemui Intan.

Mereka bertemu di Time Bar. Intan, yang tidak pernah minum, memesan dua botol bir. Sebelum Salsa datang, dia sudah banyak minum.

Salsa yang baru datang langsung melihat pipi merah Intan. Dia tidak bisa menahan perasaan khawatirnya kepada Intan.

"Bagaimana situasinya?"

Intan menceritakan semuanya secara rinci.

"Kamu gadis bodoh, apa kamu tidak tahu siapa yang kamu suka?" Salsa sedikit cemas.

"Aku belum pernah menjalin hubungan dengan siapa pun sejak aku masih kecil, sedangkan aku tidak memilih pertunangan ini sendirian. Bagaimana aku tahu?"

Intan berkata dengan menyedihkan.

"Kalau begitu aku bertanya padamu, mana yang terlihat lebih bagus, Kemal atau Irwan?"

"Um … Kemal."

"Dibandingkan dengan latar belakang keluarga yang dijanjikan Irwan, siapa yang lebih baik?"

"Itu juga senior Kemal."

Intan sedikit tidak berdaya.

"Lalu kenapa kamu tidak menerima Kemal?"

"Aku sudah tunangan dengan Irwan Wijaya, bagaimana aku bisa bersama orang lain?"

"Apa kau bodoh?" Salsa mengetuk kepala kecilnya. Dia sangat ingin membuka kepala Intan untuk melihat apa yang ada di dalamnya. "Kemal adalah satu-satunya pewaris Grup Adya. Pasti lebih baik daripada Irwan yang misterius dan tidak punya harapan, kan? Jika kamu benar-benar tidak memiliki perasaan kepada Irwan, kamu pasti tidak ingin menjaganya, kamu mau menerima Kemal, bagaimanapun kamu tidak akan merasa bersalah seperti ini."

"Jika keluarga Adya benar-benar menginginkanmu menjadi istri Kemal, mereka bisa membantumu melarikan diri dari Irwan dan kemudian menikah dengan keluarga kaya yang lain. Ada suami yang mencintaimu dan mertua yang memperlakukanmu dengan baik. Bukankah ini penawaran yang bagus? Alasan kenapa kamu tidak menerimanya adalah karena kamu sama sekali tidak punya perasaan kepada Kemal. Jadi apakah kamu sudah menyimpulkan dari semua bukti-bukti tadi bahwa kamu menyukai Irwan? Apakah kamu sudah paham?

Setelah Salsa selesai berbicara panjang lebar, dia memutar matanya dengan marah sambil menghela napas.

"Aku ... aku suka Irwan?"

Intan menunjuk ke hidungnya sendiri, dia masih bingung. Salsa lalu meratap, "Ya Tuhan, aku benar-benar merasa kasihan pada Kemal dan Irwan, bagaimana mereka bisa menyukai wanita yang bodoh ini? Aku bertanya padamu. Kamu tahu bahwa Irwan sangat jelek, tua, dan tidak punya masa depan yang baik, mengapa kamu masih membelanya di mana-mana? Kamu tidak terima ada yang bilang dia jelek. Usianya sepuluh tahun lebih tua, perbedaan umur kalian sudah seperti jalanan yang dibangun dari Anyer hingga Panarukan, sangat jauh! Apa kamu masih bersedia bersamanya? Dan juga, sekarang kamu bekerja keras mencari uang, bukankah semuanya untuk Irwan? Jika kamu tidak menyukainya, untuk apa kamu mengelola keuangannya? Kamu telah mendefinisikan dirimu sebagai istri yang mengurusi rumah tangga Irwan, paham?"

"Sekarang pikirkan semuanya di kepalamu, siapa yang kau suka?"

Ketika Intan mendengar ini, tubuhnya menjadi gemetar. Tubuhnya yang mabuk seperti langsung tersadar.

Pernyataan Salsa seperti sebuah pencerahan yang membuat Intan mengetahui semuanya sekaligus.

Intan sangat peduli dengan Irwan, bukankah itu berarti dia menyukainya?

Tidak peduli seberapa bagus penampilan dan latar belakang Kemal, apa bedanya jika Intan tidak menyukainya? Apa hubungannya dengan dia? Bukankah hanya Irwan yang Intan pikirkan sekarang?