Intan tahu bahwa lelaki tua itu melakukan yang terbaik, dan sisanya terserah padanya.
Dia hanya bisa menunggu sampai Irwan kembali sehingga dia punya kesempatan untuk berdebat.
Sekarang kalah jumlah, semakin dia melawan, semakin banyak penderitaan yang akan dia dapat.
Di tengah malam, datang berita dari rumah sakit bahwa anak tersebut belum diselamatkan dan sudah dipulangkan.
Renata mendapat dampak serius. Panggulnya yang mengenai anak tangga, panggulnya menjadi rusak.
Renata berdarah lagi setelah keguguran, dan sekarang nyawa tergantung pada seutas benang.
Begitu berita datang, Renata menangis untuk ayahnya dan memanggil ibunya. Suaranya menuduh Intan kejam, bagaimana dia bisa begitu kejam kepada saudara perempuannya.
Semakin mereka tidak bisa membiarkan dokter itu, bahkan dalam cuaca dingin, dia tidak bisa membiarkan orang mengirim selimut.
Jika tidak, menurut kepribadian Renata, dia akan benar-benar memukul kepalanya sampai mati di depannya, dan memaksanya sampai mati.