Lagi. Angkasa memajukan wajahnya, merasa kuranh dan selalu kurang. Candunya kini hanya ada pada bibir ranum milik Nadira. Manis, ia menyecapnya berulang kali tanpa ampun. Namun masih memberi Nadira ruang untuk bisa bernapas.
Makin lama, tangan kiri Angkasa mulai bermain ke arah lain. Tepat di bawah dada Nadira, memberikan tekanan lembut namun menggelikan di sana. Membelai halus bagian perut Nadira yang tentu saja masih tertutup oleh kemeja kerja. Naik dan sedikit naik, Angkasa memegang benda kenyal milik gadis itu dan tepat saat itu Nadira menghentikan ciuman mereka secara paksa. Napasnya tak beraturan.
"Ahh..mas.. jangan.. itu--" ujarnya terbata dan terpotong karena Angkasa menariknya cepat ke dalam pelukannya.
"Maaf..maafkan aku.. aku kelepasan."
Nadira menggeleng dalam pelukannya. "Gak apa-apa. Aku cuman minta ciuman ini gak lebih dari ciuman. Oke..?"
Angkasa mengangguk, syukurlah ia masih tahu batasan. Hm, batasan apa ya jika sudah berlanjut seperti ini?