Cengkeraman kedua tangan Nadira pada kain baju tidur Abim akhirnya luruh ketika Abim menggenggamnya dengan pelan. Tubuh Nadira jadi gemetar dalam rengkuhan pelukan hangat Abim yang berusaha menenangkan tangisan istrinya itu.
"M-maaf.. maaf... a-aku gak bisa mas.. maaf..." isak Dira menyesali respon tubuhnya sendiri.
Abim menggelengkan kepalanya. "It's okay Dira.. gapapa.. it's okay. Tenangkan dulu dirimu.." ujarnya lembut dan menyeka air mata Nadira pada pipi istrinya dengan tangannya.
"Maafin aku.. maaafff.." isak Dira yang masih tidak bisa mengendalikan dirinya.
Abim langsung menggenggam kedua tangan Nadira dengan pelan. Menatap lurus istrinya dengan hati-hati dan tulus. "Gapapa Dira.. it's okay. Tenangkan dulu dirimu. Jangan takut, aku gak akan menyakiti kamu oke.." ujarnya berusaha meyakinkan Nadira.
Isak tangis Nadira berhenti, namun masih agak sesenggukan dan kedua tangan Nadira masih gemetar dan dingin.
"Kita ke kamar aja ya.. kamu harus istirahat." Ajak Abim lembut.