Nadira masih terbengong, tak segera menyambut uluran tangan Karina di hadapannya.
Terkekeh pelan, Karina segera mengambil tangan kanan Nadira dan menyalami gadis itu sambil menepuk punggung tangan Nadira pelan. "Dah ya maafin aku. Maaf minta maafnya pakek lo-gue. Tadi masih gengsi. Aku dimaafin nggak nih?" Tanya Karina dengan berharap.
"Astaga.. kita kan nggak bertengkar mbak. Nggak ada yang salah juga. Iya Dira maafin kok. Mbak kalau ada apa-apa langsung to the point aja. Jadi nggak sampai kayak gini kita, kan kalau kerja dan mau makan bareng jadi canggung. Karna jujur aku nggak tahu sebabnya apa. Aku minta maaf kalau aku ada salah sama mbak Karin." jelas Dira.
"Nggak kok Ra, kamu nggak ada salah sama sekali. Aku aja yang kekanakan kemarin. Yaudah ya aku mau pulang."
Dira mengangguk. Sementara Angkasa masih diam saja, hanya bola matanya yang mengikuti kemana tubuh Karina bergerak.
"Mas, kenapa?"
"Ah, gapapa kok. Yuk jalan." Ajak Angkasa sambil menggandeng tangan Nadira lagi.