"Biasa aja juga. Jangan jadiin suasana kita makin canggung." Ujar Dira yang kini nada bicaranya kembali normal dan tidak tinggi.
Rendra menoleh membalikkan badannya. "Kan kamu dek yang mulai." Ujarnya dengan memberengut serius.
Dira menegakkan punggung dan bersedekap dada. "Bisa nggak kita ngobrol dan ceritain semua apa yang abang hadapin sekarang?" Tuntutnya.
"Baiklah." Ucap Rendra mengalah dan memilih untuk duduk di sofa sebrang Nadira.
"Tumben nurut." Komentar Dira.
"Ya udah kalau masih ngatain abang pergi nih.."
"Bisanya ngancem. Ya udah sana rahasiain terus. Biar kalau bingung ya bingung aja sana sendiri." Ancam Dira balik.
Rendra menghela napasnya merasa jengah dengan situasinya dengan Nadira saat ini. "Oke.. mau tahu yang mana?"
"Tentang hubungan abang dan Dela. Sejak kapan?" Tanya Dira memulai pembicaraan.
"Sejak abang bilang kalau abang habis ketemu Dela di Mall yang nggak sengaja sisipan."
"Terus? Masa gitu doang udah jadian aja?" Tanya Dira heran.