"Apa tidak ada kursi lain?" Tanya Abim.
Intan mengernyitkan dahinya. "Ah, kan kita berdua. Untuk apa kursi lain?"
"Untuk aku dong.." ujar Dira yang memunculkan diri di sebelah Abim dan menggamitkan tangannya pada siku kekasihnya. Keterkejutan dimulai.
Intan terkejut bukan main. Mulutnya ternganga sedikit dan tangannya membekam mulutnya sendiri. Perempuan itu lantas berdiri dari kursinya dan tergugup. "Nadira? Ke-kenapa kalian bisa bareng?" Tanyanya.
Dira tersenyum manis. "Maaf ya Ntan. Tapi Mas Abim ini calon gue. Hubungan kita masih anget. Ya kan mas?"
Abim mengangguk. "Ini yang saya mau beritahu ke kamu dan saya ingin menghentikan perkenalan kita. Sebenarnya saya ingin bicara sendiri ke kamu, namun Nadira yang ingin bicara dan sekaligus publikasi. Maaf jika hal ini membuat kamu terkejut." Ujarnya dengan masih sopan pada Intan.