Abim tersenyum saja dan meraih tangan kanan Dira untuk digenggamnya sambil menyetir dengan laju normal. "Kamu.. siap kan untuk berkomitmen dengan aku?"
Dira mengangguk mantap dan tangan kirinya juga mengelus tangan Abim yang menggenggam tangan kanannya. Keduanya sama-sama tersenyum dan terkekeh kecil. Sama-sama tidak menyangka bahwa orang yang bertemu dengan tidak sengaja kini saling menaruh perasaan dan tujuan yang sama.
Keduanya juga berharap bahwa momen ini tidak hanya berlangsung beberapa hari, minggu, bulan dan tahun. Tapi selamanya.
***
Sesuai apa yang Abimanyu bicarakan tadi, Nadira benar-benar tidak diperbolehkan ikut andil di dapurnya. Bahkan sekedar membantu untuk tugas iris-mengiris juga tidak Abim perbolehkan. Bahasa kasarnya, Dira tidak boleh menyentuh dapur dan peralatannya. Sama sekali tidak boleh.