Jadilah Dira menyetir dengan keadaan hati yang sedang gondok setengah mati. Bagaimana tidak? Hari ini ada saja hal yang menimpa Kemal. Dira tidak menyalahkan siapapun dan apapun sih, hanya saja ia merasa sedang dipermainkan.
Lima menit yang lalu Kemal menyuruh Dira melewati arah yang sangat berlawanan dari arah rumahnya. Ternyata Kemal ingin priksa dulu ke dokter pribadinya. Ya, sabtu begini mana ada dokter yang mau memeriksa pasien kalau bukan pasien khusus dan anak sultan seperti Kemal ini. Dira hanya bisa pasrah saja dan sesekali mendengus tanpa bisa didengar oleh Kemal.
"Maaf ya.. Kamu jadi yang nyetir. Dan lagi sedari tadi juga yang ngurusin pergerakanku yang terbatas." Ujar Kemal tulus seraya memandangi tangan kanannya yang ia letakkan di atas pahanya. Terkulai lemas dan kalau digerakkan akan sangat-sangat sakit seperti terkejut ototnya.