"Oh, jadi Mas Rendra nggak angkat telepon saya karena itu? Karena itu juga Mas Rendra tiba-tiba minta maaf di hari berikutnya? Oke."
Kirana masih terlihat santai dan kalem, sedangkan Rendra ingin menghilang saja rasanya. Sikap Kirana yang sangat tenang justru membuat Rendra semakin merasa berdosa.
"Jadi seandainya malam itu saya tidak menelepon Mas Rendra, mungkin ceritanya akan berbeda, ya? Wah, saya tidak percaya Mas Rendra bisa mengkhianati saya secepat ini.โฆ"
Hati Rendra merasa sakit mendengar Kirana bilang bahwa dia telah mengkhianati tunangannya. Ini benar-benar aneh. Dia yang menyakiti Kirana, tapi dia juga yang merasa terluka.
"Maaf, Ranโฆ."
Rendra menghentikan langkahnya. Untuk beberapa saat, dia cuma berdiri terdiam sambil menundukkan kepala.
Kirana menoleh ke belakang saat menyadari Rendra sudah terlalu lama tidak berjalan di sampingnya. Pria itu masih menundukkan kepala, membuatnya terlihat menyedihkan.