"Saya sudah bilang, kan? Kondisi saya tidak separah itu."
Rendra tak henti mengomel sambil berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Menenteng jas yang enggan dikenakan lagi, penampilan Rendra sudah jauh dari kata rapi. Bukan cuma lengan kemejanya yang digulung sembarangan hingga siku, Rendra juga membiarkan sebagian ujung bajunya keluar dari celana.
"Jam tangan saya mana, Bob?" tanya Rendra sembari mengulurkan tangan kiri tanpa menoleh dan tidak sedikit pun memperlambat langkahnya.
Bobby yang berjalan di belakang Rendra, buru-buru mengambil jam tangan dari saku bagian dalam jasnya, lalu memberikannya kepada sang bos. Rendra pun segera mengenakan aksesori tersebut untuk menghiasi pergelangan tangan kanannya.
"Handphone saya?"
Rendra kembali bertanya dengan gestur yang sama seperti sebelumnya dan Bobby pun sangat cepat tanggap sebagaimana yang biasa dia lakukan selama bertahun-tahun.
"Tidak ada telepon penting, kan?"