Sejak awal, Bima adalah kesalahan dan selamanya bakal tetap seperti itu. Selama ini Maria sangat meyakini hal tersebut. Namun, benarkah sudah pasti begitu?
Setelah semua yang Bima lakukan untuknya, apakah pria itu memang benar-benar bukan orang yang pantas Maria cintai? Bagaimana jika ternyata malah sebaliknya? Maria kini merasa, dialah yang tidak pantas dicintai orang sebaik Bima.
"Bim, maaf...."
Mata Maria tak bisa lepas dari Bima, bahkan saat pria itu beranjak berdiri untuk mengambilkan air minum untuknya. Tanpa disadari, air mata Maria menetes begitu saja.
"Aku minta maaf, Bim...," ucap Maria yang mulai terisak.
Bima tampak panik karena melihat Maria tiba-tiba menangis. "Kamu kenapa, Sayang? Kok, tiba-tiba nangis?"
Pria itu mengulurkan jarinya untuk mengusap air mata yang membasahi wajah Maria. Dia lalu dengan telaten membantu Maria mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur.