"Ada yang ingin kamu katakan pada papa?" Pria tua itu mengulang. Menatap paras cantik putri kandung dengan penuh pengharapan. Berharap bahwa apa yang didengarnya barusan itu tak salah dan tak keliru.
"Hm, sesuatu yang penting." Davira menimpali. Sejenak melirik sang sahabat yang baru saja ikut menatap dirinya dan memberi kerutan di atas dahinya sebab ia tak mengerti, apa yang sebenarnya direncakan oleh sahabatnya saat ini.
"Kalau gitu, biarkan Arka pergi dari sini dan menjaga Anna juga Alia di sana, nanti setelah kita berbicaraa—"