Chapter 4 - Raja

Tanpa kuduga, aku ternyata membawa handphone. Tetapi aku diminta berganti pakaian khas dunia ini, karena pakaianku sudah kotor karena muntahanku dan lain-lain.

"Benda apa ini?" tanya Yodrahim dan aku kaget. Sepertinya dia menangkap maksudku. "Skill membaca pikiran tidak bisa kulakukan terus menerus, jujur saja ini menguras mana ku."

"Alat berkomunikasi di tempatku." aku mencoba memencet tombol ON dan tidak ada reaksi. "...sejujurnya kupikir alat ini sudah berguna."

"Saranku jangan dibuang."

"Kau membaca pikiranku lagi?"

"Tidak," Yodrahim tertawa. "intuisi saja, kemampuan ini sejujurnya cukup membebani mental."

"Bisa kubayangkan." ujarku. "Tapi ku ambil saranmu."

Aku diantar sebuah ruangan besar dan megah, dengan langit-langit yang tingginya mungkin hampir 5 meter. Ornamen-ornamen megah lainnya menghias disana-sini, para ksatria berbalut zirah besi mengawal kami masuk ke pintu istana.

Seorang Raja berumur sekitar 45 tahunan sedang duduk diatas singgah sana.

Aku langsung memberikan hormat ala film-film klausal dan menunduk.

"Kupikir saya harus mengajarkan sopan-santun dunia ini kepadamu." ujar Sang Raja. "Seperti ada kemiripan di duniamu dan dunia kami."

Aku hanya menunduk, sepertinya Raja sudah diberikan laporan mengenai diriku.

"Angkat kepalamu Joe."

Aku mengangkat kepalaku dan berdiri normal.

"Katakan kepadaku, apa yang kau lakukan setelah meninggalkan istana ini?"

"Mencari jalan pulang baginda Raja... pulang ke dunia hamba."

"Apa kau yakin bisa menemukannya?"

"Tidak yang mulia, tapi setidaknya hamba akan berusaha terlebih dahulu."

Raja mengelus janggut tipisnya.

"Dengar Joe, di dunia ini kekuatan adalah segalanya untuk bertahan hidup! Jika kau tidak punya uang tidak masalah selama kau memiliki kekuatan fisik, kau bisa berburu dan mencari makan sendiri. Tetapi jika kau tidak memiliki kekuatan, maka kau akan terpinggirkan."

"Baik Baginda."

"Dengan otot kecilmu itu, kupikir sebaiknya tingkatkan kekuatan fisikmu."

"Baik Baginda."

Kemudian pertemuan usai dan aku diantar keluar istana oleh Yodrahim sama beberapa pengawal.

"Disini kita akan berpisah." ujar Yodrahim.

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Silahkan."

"Aku tidak memiliki uang dan lain-lain, apa yang sebaiknya ku lakukan untuk bertahan hidup?" membayangkannya saja sudah membuatku gusar. Di negara yang tidak ku kenal, hidup sendiri, tidak ada siapapun, nanti malam bagaimana? dimana aku tidur? dimana aku mencari makan? dimana buang air besar dan lain-lain.

Yodrahim mengambil sebuah pedang tersarung dan perisai dari prajurit disisinya.

"Raja mungkin memarahiku, karena telah memberikanmu ini."

Aku jadi merasa tidak enak, tetapi tidak mungkin juga ku tolak.

"Pergilah ke luar benteng, bunuh beberapa monster kecil... selanjutnya carilah guild, mereka akan memproses lebih lanjut."

"Berapa banyak?"

"Berapapun yang bisa kau dapatkan dari siang ini hingga sore."

Dan petualanganku pun di mulai.