"Hiyah!" dan seekor slime mati.
Ini "pembunuhan" ke 10. Monster ini ternyata begitu mati tidak lenyap begitu saja seperti di game, namun meninggalkan bekas cairan dan sekitar 10 menitan cairan tersebut menguap. Selain meninggalkan cairan, slime juga meninggalkan inti tubuhnya yang berupa kristal kecil.
Ini capek gila! padahal belum ada 1 jam!
Kuputuskan untuk rehat sejenak.
"Apa aku benar-benar sudah mati?" tanyaku sendiri. Sejujurnya rasanya mustahil Dimas sebegitu teganya membunuhku, apalagi obat itu diminum di depan umum, dia pasti sudah dengan mudah tertuduh.
Semakin kupikir semakin bingung, lalu ku keluarkan handphone ku yang mati dan tiba-tiba saja menyala.
Mataku langsung terpaku pada layar dan sesuatu muncul... sebuah foto diriku dan statusku.
LVL:3
STR: 17
DEX: 8
DEF: 9
INT: 20
"Ini statusku!?" Mataku agak sedikit terpukul melihat level yang ku miliki, begitu aku swipe down layar handphone-ku muncul keterangan.
JOB: GACHA MASTER
Tunggu! Berarti... aku bisa melakukan GACHA!!
Setelah ku otak atik sedikit, akhirnya kutemukan juga pilihan untuk melakukan gacha dan keterangannya...
RAINBOW CRYSTAL: 10
Sesaat sebelum aku memencet tombol GACHA tiba-tiba suara tidak asing muncul.
"Pikirkan masak-masak sebelum melakukan gacha."
"Dimas!?" aku langsung berdiri. Gigiku gemerutuk, ada rasa kesal, marah, penasaran, bingung di dalam pikiran dan hatiku.
"Kenapa kau bisa ada disini? dan apa ini semua?"
Dia hanya tersenyum, dan aku semakin kesal. "Ini?" tanyanya balik sambil menoleh ke sekitar. "Ini adalah dunia yang kau inginkan!"
Aku geram dan beranjak mendekatinya, kemudian menarik kaosnya. "Maksudmu?"
"Ini dunia yang kau inginkan Joe."
"Aku tidak pernah menginginkannya!"
"Dari lubuk hatimu yang terdalam, kau jauh menginginkan dunia yang seperti ini," dia tertawa. "kau butuh excitement yang tidak biasa."
"Jangan bercanda!" langsung saja ku layangkan pukulan ke pipinya dan... kepalanya langsung copot. Kontan aku berteriak dan melompat mundur.
"Kasar sekali." ujar Dimas dalam kepala tanpa badan. "Jangan mudah terbawa emosi Joe."
"Apa-apa'an ini!?" teriakku. "Kenapa kau bisa berbicara, kenapa ada dunia seperti ini.... atau jangan-jangan ini VR!?"
Dimas kembali tertawa, "Terlalu cepat 50 tahun untuk bisa secanggih ini untuk sebuah VR."
"Lalu!?"
"Ini adalah Dunia Paralel. Dunia ini mewujudkan keinginan terdalammu. Joe."
"Apa maksudnya."
"Coba ingat? Apakah wanita masih memuaskan hasratmu? Apakah game masih memuaskan keinginanmu? Tidak! Kau tidak tertarik dengan kekuasaan, kau tidak tertarik dengan profesi, kau hanya tertarik dengan petualangan didalam game dan manga-manga yang sering kau baca sebelum tidur."
Aku terdiam.
"Kau masih menginginkan bermain gacha, namun setiap kali kau membatasi diri, tetap saja pada akhirnya kau tetap melakukan gacha dengan kartu kredit unlimited-mu."
Itu memang faktanya.
"Maka kini ku kabulkan keinginanmu, Joe. Kau kuberikan sebuah dunia yang kau mau, penuh tantangan, penuh wanita cantik, penuh monster, banyak quest-quest yang harus diselesaikan. Dan hanya kau yang bisa melakukan GACHA."
Keringatku keluar tanpa sadar.
"Yang berbeda, kau tidak memiliki uang disini, gacha mu juga terbatas. Dan kau tidak bisa kembali ke duniamu sebelum mengumpulkan 1 juta Rainbow Crystal."
SATU JUTA!?
"Oh satu lagi... selayaknya dunia game, tokoh utama selalu ada kita berikan modal... kau bisa check sendiri. Dan sedikit berbeda dari dunia game. Jika kau mati, tidak ada kesempatan kedua."