"Tunggu sebentar, aku pasti akan membawamu menemui gadis itu malam ini.
Tak berselang lama setelah itu, Teon bersama Beatrix pun pergi berteleportasi ke dalam kamar asrama Leona. Tepatnya, di dekat pohon yang tak jauh dari kamar gadis itu.
Rupanya, gadis itu sudah tertidur lelap di atas kasur menghadap ke arah kanan. Membuat wajahnya yang ayu terhujami sinar rembulan yang terlihat masuk melalui celah-celah jendela.
Kebetulan, jendela besar di dekat ranjang Leona belum tertutup. Tentunya, itu membuat angin nakal menerbangkan korden berwarna putih yang tergantung pada jendela.
Jujur, ingin sekali Teon mendekat hanya untuk menutup jendela kamar gadis itu. Sayangnya, siluet seorang pria membuat niatnya urung. Dengan tangan terkepal dan gigi yang saling bergemeletuk. Teon langsung meninggalkan tempat itu begitu saja.
"Cih!" decih Teon.