Chapter 4 - 4

Flashback End

"Waw jadi cerita nya udah ketemu keluarga nya Achen ni?"

"Ya begitulah...." Aksel menyandarkan punggungnya pada dinding belakang fakultas manajemen bisnis

Yaa saat ini geng Bangtan sedang bersantai di 'markas' mereka, bukan tanpa alasan mereka memilih tempat markas disitu.

Tetapi karena tempat tersebut seringkali dijadikan tempat pembulyan, tempat yang sepi juga lumayan jauh menjadikan tempat tersebut tempat yang tepat untuk membuly

Tetapi sekarang tempat itu sudah tidak ada pembulyan karena apa? Ya karena apa lagi kalau bukan geng Bangtan,terlebih lagi ada Anam yang notabene nya ketua BEM.

"Pantesan tadi pagi berangkat bareng,sampe buat satu kampus heboh" Ujar Oji

"Jadi kapan rencananya lo mau nembak Achen?" Damar membuka suara 

"Nanti dulu lah bang, gue masih mau pedekate pelan-pelan biar kane" Aksel menjawab dengan menaik turunkan alisnya

"Yeu ntar keburu diambil orang si Achen mah"

"Ya jangan dong bang"

"Makanya pedekate nya jangan kelamaan" Nathan ikut menimpali

"Lagian nih ya bang, kalau kelamaan pacaran yang ada malah cepet bosan"

"Yep itu lo tau kalau lo itu membosankan" Aksel memasang wajah datar mendengar penuturan Damar

"Bukan gitu maksud gue anjir, nih ya kata orang masa-masa paling menyenangkan itu adalah pas pendekatan jadi gue mau kasih banyak kenangan manis pas lagi PDKT terus nanti bisa gue cerita in ke anak gua"

"Yakin amat berumah tangga sama Achen"

Jleb...

Putra emang suka gitu jarang ngomong dia. Tapi sekali ngomong teh nyelekit,kan Aksel kit ati :(

Oke back to story~

Mereka semua ingin tertawa melihat muka Aksel yang merengut

"Aminin aja kenapasih" Putra hanya menggedikkan bahunya acuh

Akhirnya mereka memutuskan memakan makanan mereka yang sudah diantarkan oleh ibu kantin

Pinjem Duit Aku Dulu?

Saat sedang asik memakan makanan nya tiba-tiba mereka mendengar suara orang berteriak

"Hiks gamau!! Lepasin!!"

"Bang denger suara nggak?" Tanya Nathan yang sedari tadi menikmati makanan nya

"Iya kayaknya dari gudang itu deh" Fyi tidak jauh markas itu ada gudang untuk menaruh peralatan olahraga yang sudah tidak terpakai

"Jangan hiks jangan ditusuk!!"

Samar-samar suara itu terdengar

Mereka membelalakkan matanya, apa katanya tadi? Ditusuk?

Wahh pikiran Anam paling konek kalau udah kayak gini, tapi bentar kok Anam kayak kenal sama suara nya?

"Kalian kayak familiar gitu nggak sih sama suara nya?" Tanya Anam pada mereka semua

"Iya bang kok kayak kenal ya?" Aksel yang sedari tadi diam ikut menegakkan badannya

"Jangan tusuk Achen hiks!! Tolong!"

Mereka kembali membelalakkan matanya mendengar bahwa suara itu adalah Achen. Sedangkan Aksel sudah berlari menuju gudang tersebut

Pinjem Duit Aku Dulu?

Brak.....

"Ayo masuk!" Orang tersebut memaksa Achen untuk memasuki gudang

"Hiks Achen gamau!!" Ya itu adalah Achen

"Masuk atau gue bakal kasar sama lo" Achen menggeleng ribut

"Oke ini lo yang minta" Orang tersebut menggendong Achen bak karung beras lalu melemparkan nya pada matras yang berada disana, kemudian berjalan ke arah pintu dan mengunci pintu tersebut

Achen meringkuk ketakutan di atas matras tersebut

"Oke manis ini saatnya bermain" Pria tersebut mengungkung Achen, kemudian mengunci tangan nya diatas kepala dan menggesekkan bagian kemaluan nya dengan milik Achen

"Gue bakal nusuk lo sampe nggak bisa jalan" Ucapnya diiringi kekehan kecil

Sedang kan Achen sudah menggeleng ribut

"Jangan ditusuk nanti badan Achen bolong...." Ucapnya polos

"Wahh lo polos banget gue suka"

Orang tersebut menyingkap kemeja putih bergaris milik Achen

'Gilak mulus banget' pikirnya

Dielusnya perut rata tersebut

"Hiks enggh geliih....." Orang tersebut menyeringai membuat Achen semakin ketakutan

Ia menurunkan kembali kemeja tersebut kemudian merobek paksa kemeja Achen hingga dua kancing atasnya terlepas

'Wahh gilak puas banget gue kayaknya'

Achen menggeleng brutal saat orang tersebut memilin putingnya, dan menggerakkan badan nya tak beraturan membuat orang yang mengungkung Achen kesulitan untuk menjamahnya

Plakk.....

Orang tersebut menampar pipi Achen hingga memerah dan mengeluarkan sedikit darah disudut bibirnya

"Hiks jangan...."

.

.

.

.

.

.

.

.

Brak!!!!

Brakk!!

"BRENGSEK!!" Nafas Aksel memburu, muka nya  memerah dengan urat leher yang timbul disana

Bagaimana tidak ia melihatnya.....

Achen...disana sedang menangis dengan kemeja yang sudah terbuka bagian atasnya dan apa itu? Sudut bibirnya berdarah?

Aksel berjalan cepat ke arah orang tersebut kemudian menarik kerah bajunya hingga orang tersebut berdiri

Bughh...

Aksel melayangkan satu bogem mentah pada Jacko

Ya orang tersebut adalah Jacko Kamajaya orang yang sering membuly murid lemah sekaligus musuh bebuyutan Aksel dan anggota Bangtan

"BERANINYA LO NYENTUH MALAIKAT GUE DENGAN TANGAN KOTOR LO!!"

Bughh...

Bughh...

Bughh...

Aksel memukul dengan brutal orang didepannya

Anam dan yang lain sedang mencoba menahan Aksel yang memukul Jacko membabi buta

Oji memeluk Achen yang tampak meringkuk ketakutan

"Hiks kak..."

"Ssst udah ya....dia gak bakal nyakitin lo lagi"

Sedangkan disana Nathan dan Anam berusaha menahan Aksel agar tidak memukul Jacko hingga mati

"AKSEL SUDAH!! ACHEN BUTUH LO SEKARANG!!" Anam berteriak menyadarkan Aksel

Aksel menghentikan kegiatan nya untuk 'menghajar Jacko hingga menemui ajal'

Ia menatap lamat pada Achen yang terisak dipelukan Oji dengan Putra yang mengusap lembut punggungnya Achen

Aksel mendekat ke arah Achen dan membawanya dalam rengkuhan hangat miliknya

"Hiks kak Achen mau ditusuk hiks" Aksel semakin mendekap Achen erat

"Sst dia gak bakal nyakitin kamu lagi hmm?"

"Hiks...."

Aksel membuka jaket denim miliknya dan memakaikannya pada Achen, kemudian menggendong Achen ala koala

Saat hendak berbalik Ia melihat Nino yang sudah menggotong Jacko di bahunya

"Gue titip Achen pulang sama lo, gue bakal bawa orang ini ke Dosen kedisplinan. Dan lo-" Tunjuknya pada Oji

"Ikut gue untuk jadi saksi" Oji, Nino, dan Jacko (yang berada digotongan Nino) pun pergi keluar

"Bang gue minta tolong ambilin tas nya Achen sama gue dan bang Anam tolong ijinin kita sama Pak Suri ya,biar Achen gue anterin pulang. Gue tunggu dimobil sekalian beliin dia minum" Putra,Damar,dan Anam pun mengangguk kemudian keluar dari sana

Achen yang masih di gendongan Aksel menenggelamkan wajahnya didada bidang Aksel dengan sesekali terisak kecil....

Aksel tersenyum melihat Achen yang sedikit manja lalu berjalan keluar diikuti Nathan yang mendengus iri

"Oh iya Athan....." Aksel menoleh ke arah Nathan yang berjalan beriringan disampingnya

"Iya gue beliin minum di kantin -_-"

"Wah cenayang lo Nath" Nathan hanya memutar bola matanya jengah, kemudian berbelok menuju kantin fakultas manajemen bisnis

Pinjem Duit Aku Dulu?

Aksel memperhatikan Achen yang tertidur dipangkuannya, sepertinya Ia lelah menangis

Mereka sekarang sudah didalam mobil menunggu Putra yang membawakan tas dan Nathan yang membawakan air minum

Tidak lama ada yang mengetuk kaca mobil, itu Nathan yang memberikan minum dan tas mereka

"Tadi kak Putra sama bang Damar masuk kelas duluan, jadi dititipin small gue" Aksel mengangguk dan mengucapkan terimakasih pada Nathan

"Oke gue masuk kelas dulu ya bro... Jaga in baik-baik, enak banget lu mangku bidadari" Aksel terkekeh dan segera mengusir Nathan masuk kekelasnya

Aksel kembali memperhatikan malaikatnya yang masih tertidur nyenyak, menggemaskan sekali dengan pipi gembilnya yang menempel didada Aksel dan bahunya terekspos karena kancing atas yang telah terlepas dari tempat nya

Glekk....

Aksel meneguk ludahnya dengan susah payah, disaat-saat seperti inilah keimanan Aksel diuji melihat betapa mulus nya bahu beserta dada dan dilengkapi tulang selangka seorang Achendra Maharya

Ia merasa sedikit emm...Tergoda?

'Ya Allah gusti tebalkanlah iman hamba setebal dompet milik Ayah hamba' -Aksel Angkasa 2k20

"Engghh...." Terdengar erangan kecil dari bibir tebal tersebut

Achen sedikit menengadahkan kepalanya ke atas menatap Aksel dengan mata yang setengah terbuka

'Subhanallah gemes sekali' -Aksel

Cup~

Achen membelalakkan matanya, terkejut dengan tindakan Aksel barusan. Aksel pun sama terkejut nya dengan  Achen

Salah kan saja pemuda didepannya yang kelewat menggemaskan, membuat Aksel tidak tahan mengecup bibir tebal tersebut

Setelah beberapa saat keheningan Aksel mencoba mengatur nafasnya, sedangkan Achen masih mematung karena ciuman pertamanya sudah diambil oleh Aksel

"Ekhem....." Aksel memecah keheningan dan membuat Achen sadar dari ke terkejutannya

"Achen....kakak sudah suka sama kamu dari pas pertama kita ketemu atau love at the first sight kalau kata orang" Achen masih diam dipangkuannya Aksel mendengar kan Aksel berbicara hingga selesai

Melihat keterdiaman Achen membuat Aksel melanjutkan perkataannya

"Jadi kakak mau kamu jadi pacar kakak, pacarnya Aksel Angkasa plaboy sejuta umat yang sudah pensiun karena Achendra Maharya" Achen tetap tidak bergeming dan malah menatap Aksel dengan binaran polosnya 

Sedangkan yang ditatap hanya meneguk ludahnya kasar dengan jantung yang berpacu duakali lebih cepat, takut-takut Achen akan menolak pernyataannya

"Chen-"

"Aku mau" Aksel melebarkan kedua matanya

"Aku mau jadi pacarnya Kak Aksel, tapi kak Aku belum terlalu yakin sama perasaan aku jadi aku minta tolong ya" Aksel mengangguk kemudian memberikan kecupan diseluruh permukaan wajah Achen

Tidak lupa bibir tebal itu dikecupnya eitss tidak semudah itu esmeralda, Aksel memberikan sedikit lumatan

Hingga Achen menepuk bahu Aksel lantaran ia kehabisan oksigen

"Hah....Hah...." Aksel terkekeh melihat rona merah muncul dipipi Achen dan oh! jangan lupakan bibirnya yang memerah dan sedikit Bangkok karena Aksel

"Gemes banget sih pacar aku....."

Gruk...

Perut nya berbunyi, sepertinya Achen sedang lapar

Blush....

Makin memerahlah pipi putih tersebut sudah disebut pacar perut nya berbunyi lagi disaat-saat seperti ini huh memalukan

Aksel hanya tertawa mengetahui bahwa kekasihnya tersebut sedang lapar

Ia pun menjalan kan mobil tersebut dengan Achen yang masih berada dipangkuannya

"Kita makan dulu ya Chen ini udah siang soalnya" Achen hanya mengangguk fan menyembunyikan wajahnya didada bidang milik Aksel lantaran masih malu atas kejadian tadi

Jacson Wang as Jacko Kamajaya 

TBC or NAH?