Aksel dan Achen telah selesai makan siang, dan berencana untuk pulang ke rumah
Saat diperjalan tidak ada satupun dari mereka yang membuka suara, Aksel dan Achen kalut dalam pikiran masing-masing
"Oh iya Chen..." Aksel memecah suasana ditengah - tengah keheningan itu
"Kamu tadi kenapa sampe mau dilecehkan sama Joko" Tanya nya tanpa menoleh kearah Achen karena ia masih fokus menyetir
"Hiks....." Mendengar isakan Achen buru-buru Aksel menepikan mobilnya di minimarket yang kebetulan sedang mereka lewati
Aksel menarik Achen kepangkuannya seraya mengelus punggung sempit tersebut
"Ssst udah...maaf ya kakak bikin kamu inget kejadian tadi..." Ucap Aksel masih dengan aksi elus-mengelusnya
Tenang mobil Achen kedap cahaya(?) kok jadi orang-orang gabisa lihat mereka, cuman mereka yang bisa lihat orang-orang dari dalem 😶✨
"Hiks....tadi kak Jacko mau Achen jadi pacarnya, hiks tapi Achen nggak mau, terus kak Jacko marah terus bilang mau tusuk-tusuk badan Achen, jadinya Achen diseret ke Gudang hiks, nanti kalau ditusuk kan badan Achen jadi bolong-bolong"
Aksel terkekeh mendengar penuturan pemuda didepannya yang kelewat polos
"Iih! Kok kak Acel malah ketawa! Kan Achen enggak lagi ngelawak" Ucapnya lengkap dengan bibir yang kembali melengkung kebawah
Uhh... Menggemaskan sekali rasanya Aksel mau gigit 🌚✨
"Haha maaf Chen tapi muka kamu lucu"
Achen hanya mendengus mendengar pernyataan Aksel
"Haha iyaa maaf ya" Iya membawa Achen kedalam dekapannya
"Kalau kakak boleh tau kenapa Achen nolak kak Jacko?" Uh Aksel ingin muntah saat menyebutkan 'kak Jacko'
Achen melepaskan dekapan Aksel dengan perlahan
"Karena Achen nggak cinta kak Jacko"
Aksel menatap lekat manik hitam tersebut
"Achen udah cinta sama orang lain" Cicitnya sembari menundukkan kepala, tetapi pengakuan itu tidak luput pendengaran Aksel, membuat hatinya berdenyut tiba-tiba terasa sesak
"Ooh Achen memang cinta sama siapa?" Tanya nya walupun dengan hati yang sedikit ahh tidak sangat sakit.
"Sama Kak Aksel Angkasa"
Sing....
Eh?
"Hah? Apa? Coba ulangin lagi Chen?"
Achen menundukkan kepalanya kini pipinya memerah hingga menjalar ketelinga
Perlahan tapi pasti Aksel mengangkat dagu putih itu dengan jari tengah dan telunjuk nya
"Coba kamu ulangin perkataan kamu tadi hmm?"
"A-achen cinta kak A-aksel"
Aksel tersenyum tipis hingga menjadi sebuah senyum kotak
"Coba kamu bilang sekali lagi kakak nggak dengar"
Achen cepat-cepat memeluk Aksel dan menenggelamkan wajahnya didada bidang kakak tingkatnya tersebut
"Iih kakak! Achen malu tau! Masa nggak dengar" Ucapnya teredam didada Aksel namun masih dapat terdengar oleh indra pendengaran Aksel
Aksel tertawa melihat tingkah menggemaskan pria didepannya, apalagi dengan rona merah di pipi hingga telinganya membuat Achen berkali-kali lipat lebih menggemaskan
"Hey.... Dengarkan kakak" Aksel memundurkan badan Achen hingga pelukan pemuda tersebut terlepas kemudian menangkup kedua sisi wajah Achen yang terasa pas ditangan Aksel
"Kakak tanya sekali lagi ya.....kamu mau nggak jadi pacar kakak untuk yang terakhir dan selamanya" Tanya nya lembut
Dapat Achen lihat kesungguhan dimata pria tersebut, tanpa ragu ia pun menganggukkan kepalanya
"Kakak mau kamu jawab pake ini sayang" Ucapnya menunjuk bibir tebal Achen, dan sedikit menjawil beda kenyal tersebut
"Iya Achen mau jadi pacarnya kak Aksel Angkasa playboy sejuta umat untuk terakhir dan selamanya" Achen berucap dengan mantap membuat Aksel memberikan senyum paling tulusnya
Selanjutnya dua labium beda volume itu kembali menyatu
Ya hanya menyatu tanpa adanya nafsu, hanya pagutan yang menyalurkan rasa cinta
Namun Aksel hanyalah Seme biasa yang juga bisa khilap ia mulai memberikan lumatan kecil pada bibir Achen, hingga saat Achen menepuk pundaknya pelan
Aksel yang mengerti pun langsung melepaskan pagutan tersebut walaupun dengan perasaan tidak rela. Achen langsung menghirup rakus oksigen disekitarnya.
Aksel memperhatikan Achen yang masih terengah-engah akibat perbuatannya sembari mengusap pelan bibir tebal Achen yang tampak mengkilap menambah kesan indah pada diri Achen
'Cantik'
Itulah yang ada dipikiran Aksel sekarang
" Chen? Are you mine now?" Aksel bertanya masih dengan manik nya yang menatap Achen dalam
"Yes,I'm yours,and only yours"
Aksel memeluk erat Achen dengan penuh sayang dan rasa cinta yang meletup-letup
END
Aww sudah END saja,maaf kalau jelek dan ditunggu cerita selanjutnya ya