Saat ciuman itu usai, keduanya terengah-engah dengan cepat.
"Arbani, kamu memang tidak tahu malu."
Fira terkubur dalam pelukannya, dia tidak bisa melihat apa pun.
Sialan, apa dia tahu berapa banyak orang yang menonton mereka berdua?
Ciuman mereka memicu kerinduan dan cinta di hati masing-masing orang.
Dari awal, sebuah perjuangan, perlawanan, hingga respon yang tak terkendali.
Betapa Arbani sangat merindukannya, begitupun Fira yang juga sangat merindukannya.
Reaksi tubuh adalah yang paling jujur, mengungkapkan semua pikiran dan cinta satu sama lain.
Arbani mencondongkan tubuhnya ke telinga Fira, menarik napas dalam-dalam, dan memeluknya erat-erat. Fira seolah hampir kehabisan napas karena kekuatannya, seolah-olah Arbani takut Fira akan segera menghilang jika dia melepaskannya.
"Fira, kamu tidak boleh bersembunyi dariku lagi."
Arbani pasti akan mengawasinya dengan tegas, mulai sekarang, jangan biarkan Fira memiliki kesempatan untuk melarikan diri darinya lagi.