Suara Arbani parau dan rendah, penuh kasih sayang yang dalam, "Fira, kamu tahu, alasan mengapa aku masih ingin menjalani kehidupan biasa seperti itu? Itu semua hanya karena kamu, segala sesuatu di dunia tidak ada lagi artinya bagiku. Yang aku pedulikan, hanya kamu."
Fira tertegun sejenak. Ini terdengar seperti kata-kata yang manis, tapi dia tahu bahwa setiap kata yang Arbani ucapkan pasti bukan tipuan.
Fira tidak perlu meragukan pujian darinya.
Ada jejak sentuhan di hatinya. Mata Fira menatapnya dengan tajam, memegang tangannya di telapak tangannya, perlahan memindahkannya ke dadanya, dan mengucapkan setiap kata dengan tegas, "Satu hal yang paling aku syukuri adalah bertemu denganmu. Meskipun banyak hal telah terjadi, aku tidak pernah menyesalinya. Jika aku diberikan kesempatan lagi untuk memilih, aku tetap ingin bertemu denganmu. Aku hanya ingin bersama orang yang kucintai, dan hidup ini sudah cukup bagiku."
Arbani menatapnya sejenak, dan memeluknya lagi.