Setelah beberapa saat, suara percikan air itu perlahan berhenti.
Fira sudah merasa semakin mengantuk, dia memejamkan mata dan hendak tidur, tetapi ketukan di pintu terdengar olehnya.
Tidak peduli siapa pun yang mengetuk pintu kamarnya ketika dia akan tertidur, dia akan marah pada orang itu.
Fira membuka matanya, setengah menegakkan dirinya, mengertakkan gigi dan meraung, "Wisnu!!! Aku sudah tidur, kalau mau berbicara besok saja."
Ketukan di pintu kamarnya masih terdengar, muncul sebuah suara lembut seorang pria, "Fira, ini aku."
Suara ini tidak seperti suara Wisnu.
Fira menggosok matanya, lalu menguap beberapa kali, dan bangkit dari tempat tidur tanpa daya.
Ini adalah Suhita.
Dia sedang menyukai seseorang baru-baru ini, jadi dia datang kepada Fira untuk berkonsultasi dengannya tentang masalah hubungan asmaranya ketika dia sedang tidak sibuk, seolah-olah Fira adalah seorang ahli asmara.