Itu dia …
Fira mengangguk, "Aku tahu, aku akan serius saat melihatnya."
Togok tersenyum dan mengatakan sesuatu yang tidak bisa Fira pahami, "Aku telah menunggumu selama bertahun-tahun, kamu jangan sampai mengecewakanku."
Bertahun-tahun?
Apa yang Togok maksud dengan ini?
Sepertinya situasi hari ini sudah diperkirakan oleh dia sebelumnya.
Namun, keraguan di hati Fira masih tidak terjawab.
Seolah-olah Togok benar-benar bisa membaca pikirannya, Togok tersenyum tipis, "Jangan penasaran tentang apapun, suatu saat kamu akan bisa mengerti."
Kalimat ini membuat Fira semakin bingung.
Tapi dia segera tidak memikirkan masalah ini lagi, dan perhatiannya sepenuhnya beralih ke Togok.
Togok duduk bersila di lantai dengan tangannya saling disatukan di depan tubuhnya, menutup matanya, dan tubuhnya dikelilingi oleh cahaya putih yang terang.
Garis-garis cahaya putih mengalir dari ujung jarinya, seperti benang sutra, yang melilit satu per satu.
