Hidup tanpa emosi dan keinginan tidak ada artinya.
Suhita meneteskan air mata. Apakah ini tandanya dia juga bisa merasakan cinta?
Dia dengan lembut memasukkan air mata itu ke dalam mulutnya, dan rasa asin menyebar dari ujung lidahnya.
Ini. . . Apakah ini rasa dari cinta?
Ia pun akhirnya paham, ternyata cinta itu asin dan terasa … Tidak begitu baik.
Bertahun-tahun yang lalu, ketika Suhita benar-benar jatuh cinta dengan seorang wanita, dia menyadari bahwa cinta tidak sesederhana yang dia pikirkan.
Dan rasa cinta. Ini bukan hanya asin.
"Raden … Raden Suhita … Bisakah kamu memasukkan air matamu ke dalam botol ini? Kamu perlu tahu betapa berharganya air mata ini bagiku."
Ini adalah sesuatu yang bisa menyelamatkan hidup Fira.
Suhita menatap Fira dan tersenyum sedikit, "Aku mengerti."
"Hah?"
Mengerti?
Apa yang dia mengerti? Fira mengerutkan kening dan menatapnya dengan bingung.