"Semakin aku tidak ingin melakukan sesuatu, semakin aku ingin melakukannya, kecuali aku sudah begitu bosan dan lelah."
"Lalu kapan kamu akan bosan?"
Arbani sialan, suatu hari, Fira tidak akan pernah ingin ditindas olehnya lagi seperti ini.
Arbani tersenyum ringan dan terdiam sejenak sambil berpikir, "Mungkin sebentar lagi, mungkin masih lama, itu tergantung apakah kamu menyenangkan atau tidak."
Fira mengertakkan gigi dan berkata, "Aku manusia, bukan mainanmu."
"Apa bedanya? Di mataku, kamu adalah mainanku."
Jari-jari Arbani mengaitkan sehelai rambut di dadanya, membungkusnya di ujung jarinya dan menggosoknya, "Jika kamu bisa patuh, mungkin aku akan segera lelah. Tapi jika kamu semakin liar dengan hal-hal yang ada, semakin aku ingin menaklukkannya."
Gila. . .
Untuk orang seperti dia, selain berpenampilan menarik, apa lagi yang bisa menjadi daya tarik wanita baginya?
"Benar ..." Fira pikir tatapan matanya sangat lucu.