Untungnya, itu hanya mimpi.
Fira mengusap dadanya, menyeka keringat dingin dari dahinya, dan menghela napas panjang.
Fita tidak tahu sekarang sudah jam berapa, tapi di luar masih gelap.
Dia merasa sedikit haus, jadi dia bangun dari tempat tidur dan menuangkan secangkir teh.
Segera setelah Fita menyesapnya, punggungnya terasa dingin, seolah-olah ada sesuatu yang berada di belakangnya.
Dia tercengang, tubuhnya tiba-tiba membeku.
Nafas sedingin es bertiup di belakangnya. . .
Basah dan sedingin es, Fira langsung merinding.
Dia tertegun selama dua detik, lalu segera berbalik, "Siapa?"
Ruangan itu gelap, dan dia tidak bisa melihat apapun, tapi dia hanya bisa melihat bahwa ada sosok yang langsing disana. .
Saat Fira akan menyerang bayangan itu, pria itu bergerak sangat cepat, dan pindah ke tempat lain dalam sekejap.
Kemudian, sebuah suara yang jelas dan dingin terdengar, "Ini aku, Byakta."
Byakta. . .
Fira terdiam lagi.