-POV Nayla-
"Nggak masalah bagi gue. Karena, udah nyaman sama loe. Meski pun loe bukan cowok gue. Tapi, status loe sama pentingnya. Kalo gue ada masalah, pasti bakalan nyari loe!"
Duh, ini beneran nggak sih.
Zering menghela nafas, kemudian mulai melajukan kendaraan perlahan.
"Nut, jangan pelan-pelan. Gue bisa telat."
Dan seketika, dia langsung nginjak pedal gas dalam. Amboy, emang bener-bener lucknut. Pengen dipitak, tapi, hubungan lagi nggak seru. Alhasil, gue pegangan kuat-kuat aja ke jok, sama pegangan tangan di atas kepala sebelah kiri.
Pas sampe kantor, dia nurunin di lobi.
"Nut, makasih."
Dia nggak ngejawab, cuma ngangguk aja tanpa noleh ke gue. Ya udahlah, dari pada telat, gue langsung turun. Baru juga nutup pintu, sepersekian detik kemudian, dia udah lajuin mobilnya kencang. Kaget sumpah gue. Orang-orang yang ada sekitar lobi, juga heran natap gue.