-POV Reza-
Ketika kami sama-sama keluar di ground floor, Aira mengejar saya dan meninggalkan lelaki itu.
"Reza."
Saya tentu akan bersikap biasa-biasa saja.
"Ya?"
Wajah saya pun tidak menyiratkan perasaan lain.
Ketika melihat ke arah Aira, tampak laki-laki di belakangnya seperti sedang menahan marah. Saya tidak peduli, karena bukan saya yang memulai.
"Za, yang tadi itu salah paham aja, dia bukan siapa-siapa aku."
Nah, yang ini terlebih tidak peduli. Saya juga tidak meminta penjelasan apapun dari Aira. Terserah saja mau berkencan dengan pria mana pun, bagi saya, dia bukanlah siapa-siapa. Jika memang dulu kita sahabatan, lain sekarang. Sebab, banyak yang berubah dari dirinya. Entahlah, mungkin sejak lama, saya tidak terlalu fokus pada Aira, tetapi, hanya kepada Nayla, sosok yang selalu ada dan menolong saya.
"Oh, sepertinya hal itu bukanlah urusan saya, Ra. Sebab, ini di luar jam kantor, dan karyawan berhak melakukan segala hal, termasuk hubungan privasi tentunya."