-POV Reza-
Betapa malunya diri ini, tidak berguna sama sekali rasanya.
"Sudahlah, Za. Jadikan saja itu pelajaran buatmu, agar, ke depan, kau bisa menjadi lebih baik lagi, dan mau mendengar apa yang papa katakan."
Tentu saja, jika yang baik-baik, pasti akan saya ikuti, tetapi, kalau yang diucapkan papa hanya sesuatu untuk mengekang saya, terlebih urusan hati, maa-maaf saja dulu.
Saya hanya akan menuruti segala sesuatu yang menurut hati saya baik untuk dilakukan.
"Iya, Pa."
Tetapi, sandiwara seperti ini tetap akan saya jalankan.
"Untuk sementara, tetaplah seperti ini dulu, Reza. Media perlahan mulai meredup kembali, terlebih saat diketahui, Gunawan, dan Soraya kembali bekerja sama dengan Nabastala."
Ya. Setidaknya jangan tahan saya di dalam rumah ini.
"Tetapi, satu yang Papa minta, kau jangan terlalu dekat-dekat lagi dengan Nayla."
Jantung saya berdegup kencang, manakala namanya Nayla disebutkan.
"Kenapa, Pa?"