-POV Nayla-
Banyak banget lagi kesialan yang dia alami karena gue. Sampai-sampai, dia jadi kayak gini. Nggak boleh masuk kantor.
"Saya baik-baik aja kok, Pak."
Gue jawab aja kayak gitu. Toh, emang baik-baik aja 'kan.
Do'i terdengar menghela nafas, lega kali ya.
"Nayla, kamu jangan membuat saya khawatir lagi ya. Kalau ada telepon, tolong angkat, kalau kamu belum sempat angkat, minimal kabari saya. Di saat seperti sekarang ini, sebenarnya saya sangat ingin sekali berjumpa dengan kamu, menceritakan banyak hal, agar kamu paham dan mau berserikat dengan saya."
Apa? Berserikat?
"Ma-maksudnya?"
Sumpah gue bingung. Serikat itu, artinya setahu gue perkumpulan, atau gabungan. Apa maksud Pak Reza ngajak gue bergabung ke persatuannya dia. Eh, emang dia punya persatuan apa?
"Hmmm, anu, maaf, maksudnya bersekutu."
Owalah, salah istilah toh.
"Bersekutu untuk apa, Pak?"
"Nayla, saat ini kamu sedang di mana? Dengan siapa? Dan lagi mengerjakan apa?"
