-PoV Reza-
Nayla pun tersentak. Ia menarik napas dalam dan seolah bersyukur saat melihat saya dalam tangakapan netranya.
"Za. Kamu masih hidup?" Nayla memajukan tubuh ke depan, ia ingin merengkuh wajah saya.
"Ada apa?" Sebab Nayla menangis, karena itu saya tanyakan kepadanya.
"Za, aku mimpi kamu, Mas Setyo dan semua orang yang kukenal meninggal. Kamu ditusuk oleh seseorang, bersimbah darah dan kejang-kejang di lantai. Lalu Mas Setyo ditabrak dan dilempar ke dalam jurang. Arka, tertembak senjata api bersama Aira. Semuanya mati meninggalkan aku seorang diri di dunia ini.
"Aku nggak akan bisa, Za. Aku sangat takut."
Nayla masih memeluk saya sebisanya.
"Nayla, jangan pikirkan soal mimpi dan perasaan anehmu itu. Percayalah, semua pasti akan baik-baik saja. Kita semua akan pulang dengan selamat. Baik kamu, saya, Setyo, kita pasti akan pulang dengan selamat. Kamu jangan cemaskan hal yang belum tentu terjadi, Nayla."