-POV Reza-
Saya mengusap kepalanya, mengecup ubun-ubun kepala. Sesungguhnya, saya juga tidak tahu akan hal ini, hanya saja, perasaan itu kian kuat saja.
"Jangan terlalu dipikirkan, Nayla. Kita tidak akan terpisahkan, saya berjanji akan selalu berusaha berada di sisimu, sekuat tenaga."
Nayla menggeleng, kepalanya bergerak di dada saya. "Aku nggak bisa hidup tanpa kamu, Za. Bagaiaman dengan anak ini nanti, kalau kamu nggak ada. Aku nggak ngerti mau makan apa. Za, tolong jangan pernah tinggalin aku lagi."
Tangisan Nayla semakin deras terdengar.
"Saya sudah bilang, tidak akan meninggalkan kamu, apa pun yang terjadi. Jadi, kamu tenang saja, Nayla. Ayo, selalu berpegangan tangan, jangan pernah menjauh dari saya. Tetap pegang tangan ini."
Saya melepaskan pelukan, lalu menengadahkan sebelah tangan ke arahnya. "Genggamlah." Kemudian memintanya untuk menggenggan.
Nayla melakukan apa yang saya katakan. Ia masih tersedu-sedu.