-POV Reza-
"Tentu saja. Ayo kita bisa mengunjungi sekarang. Mungkin saat ini ia tengah meracik jamu."
Tanpa berpikir panjang, kami pun menuju rumah depan.
Saat diperbolehkan masuk, saya melihat kondisi keluarga yang tak kalah menyedihkan, tapi tak pernah mengeluh. Terlihat dari wajah mereka yang tetap tersenyum, meski kehidupan yang dijalani, tak seenak yang saya dapati.
Saya begitu terenyuh, hingga tanpa sadar menitikkan air mata. Benar-benar menginspirasi sekali.
"Beginilah keseharian kami. Kami pun saling bantu, Pak. Nenek Rom membantu saya, dengan memberikan pekerjaan meracik jamu, saya bersyukur sekali dengan keberadaan Nek Rom di sini. Ibu saya jadi punya teman, yang bisa menyemangati. Mau bawa Ibu berobat, kami tidak punya uang. Saya juga sepatutnya sudah menikah, tapi tak ada laki-laki yang mau menikahi wanita cacat. Sehingga saya pikir, mungkin beginilah takdir hidup yang diberikan Allah, saya harus bersama dengan Ibu."
