-POV Reza-
Kami sudah diperjalanan. Saya memang memutuskan untuk diantar oleh Nayla dan Mayang. Saya duduk dijok belakang, sambil terus mencoba memikirkan, kemungkinan siapakah orang yang ingin menjahati saya.
"Za. Ingat, jangan lupa kasih tahu sama Papa kamu. Dia pasti juga nggak mau kamu kenapa-napa, 'kan?"
Saya menatap Nayla sambil tersenyum tipis. Rasanya, seperti melihat dia yang dulu. Kekhawatirannya yang begitu berlebihan. Padahal, Nayla yang sekarang, bisa dikatakan terkesan cukup cuek kepada saya.
"Iya Nayla, nanti akan saya sampaikan. Kamu tenang saja, ya."
"Pokoknya, aku nggak mau kamu kenapa-napa lagi, Za. Paham 'kan?"