-POV Reza-
Sikap Aira semakin keterlaluan saja. Dengan jelas dan lugas ia merendahkan sahabatnya sendiri. Seandainya dia sadar, kalau saya sudah tahu, bahwa Nayla ini adalah si Dua Dua, entah apa yang akan terjadi.
Hingga detik ini, saya sengaja tidak memberitahukannya perihal itu. Ia juga tak pernah membahas soal Nayla pada saya. Sudah jelas kan, kalau dia terlalu egois, hanya ingin menguasai saya secara pribadi. Padahal, di dalam hati ini, tak pernah ada celah untuk dia.
Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri, ketika dengan beringasnya dia mengatai Nayla sebagai seorang OB. Seolah profesi itu sangat rendah dan buruk sekali.
Sungguh, Aira tidak bisa sejalan dengan saya. Untunglah hati ini tak pernah mendapatkan kenyamana saat bersama dengannya.
Saya menatapnya tajam. Namun, bukannya malah pergi, ia semakin mendekati saya.
"Reza .... "