Aku menatap Farel dan Arwan bergantian. "Aku kecewa banget sama kalian," ucapku berlalu. Shella langsung menyusulku.
Apa yang mereka takutkan telah terjadi.
"Ck, sial!" gerutu Arwan.
"Akh sialan!" teriak Farel kesal.
"Sekarang gimana caranya kita menjelaskan semuanya?" ucap Arwan penuh tanda tanya.
"Entahlah ... jangankan menjelaskan, ketemu aja bakalan susah," balas Farel frustasi.
"Emang udah siap sih sama apapun tanggapan Kei, tapi kalau taunya dari Nadien ngga siap bahkan kita aja ngga tau bagaimana Nadine menceritakannya. Bisa saja dia melebih-lebihkannya demi mencapai tujuannya selama ini," ucap Arwan.
"Itu dia kenapa aku sefrustasi ini," balas Farel.
Mereka berdua sama-sama mengembuskan napas berat.
***
Shella terus mengejarku yang kerap kali menghindar.
"Kei!" panggilnya.
"Keisha!" panggil Shella lagi.
Aku semakin mempercepat langkahku.
"Keisha tunggu!" seru Shella.
Aku tidak menuruti perkataannya.
"Aduh mau sampai kapan sih Kei jalan gini," gerutu Shella.