Tio menatap pilu wajah pucat Maura, ini hari kedua Maura terbaring di ICU pasca operasi, namun belum juga Ia sadarkan diri. Bahkan dokter telah menyatakan bahwa Maura koma.
"Maura, bangun. Ayo kita bertengkar lagi." Ucap Tio sambil memegang tangan Maura.
"Aku suka saat kamu marah, lalu mengerucutkan bibir. Kamu terlihat lucu dan menggemaskan." Lanjut Tio.
"Maura, maukah kau menerima ku jika kau sudah sadar nanti?"
"Apa kau mau dengan laki-laki yang tidak jelas siapa ayahnya?"
"Dan mempunyai ibu yang jahat, bahkan mungkin Ia ikut terlibat dengan apa yang terjadi padamu selama ini."
Tio menarik nafas panjang, lalu kembali berkata, "Asal kamu tahu Maura, aku tidak pernah merasakan segila ini pada seorang gadis manapun, aku pikir cinta itu hanya omong kosong, tapi Allah menunjukkan cinta itu padaku melalui dirimu, gadis tomboy tapi manis."
Perlahan Tio merasakan jari jemari yang Maura pegang bergerak walau dengan gerakan yang sangat lemah.