Firman menatap Mayang yang sedang tersedu duduk di atas ranjang kamar mereka, Firman memahami apa yang dirasakan oleh Mayang, bagai manapun Maura adalah satu-satunya sahabat yang selalu ada untuknya apapun keadaannya. Kini Maura sedang berjuang antara hidup dan mati, pantas saja jika Mayang sangat mengkhawatirkannya. Namun apa mau dikata kondisi Zee juga tidak bisa di abaikan begitu saja, kondisi Zee juga sangat penting untuk diperhatikan.
"Udah dong sayang, sampai kapan kamu mau nangis terus kayak begitu?" Kata Firman sambil berjalan mendekati Mayang lalu menarik kepala Mayang supaya bersandar di perut ratanya.
"Aku takut terjadi apa-apa pada Maura, Yanggg." Rengek Mayang sambil memeluk pingang suaminya.
"Berdoa saja untuk Maura, semoga dia bisa melewati masa kritisnya." Ucap Firman sambil membelai rambut panjang Mayang.
"Aku ingin melihat Maura, aku ingin menemani dia." Ucap Mayang sambil terus terisak.