Air mata menetes di jas hitamnya. Di mata Bunga, dia adalah pria yang paling sempurna. Tidak ada yang sebanding dengannya di dalam hidup ini.
"Arnold, tunggu, tunggu sampai aku cukup baik untuk menanggung semua tekanan saat aku bersamamu, maka aku tidak akan pernah menolakmu lagi. Aku juga mencintaimu Arnold, selalu mencintaimu, aku memilikimu di hatiku Itu selalu yang terpenting." Nafas hangat menyembur ke telinga Arnold.
Kali ini lamarannya ditangguhkan. Saat Arnold memeluknya, dia tidak bisa menahan diri untuk mengatakan itu. Penolakannya ini sama sekali tak terduga. Tanda pertumbuhan sejati seorang wanita adalah mengetahui bagaimana dia bisa menolak seseorang.
Tidak ada lagi yang perlu dikatakan, Arnold juga tahu bahwa Bunga belum cukup siap, jadi dia hanya memegang erat Bunga di dalam pelukannya.
Setelah sekian lama, Bunga berkata, "Arnold, pelukanmu terlalu erat, aku tidak bisa bernapas."
