Langit gelap sudah menutupi Mesimera, Tei membaringkan tubuhnya sambil memandang keluar jendela. Ia sendirian berada di kamar yang cukup lebar. Gin memiliki hal yang harus didiskusikan dengan Zura sedangkan Drac telah pergi bersenang-senang.
"Madre, lihatlah, aku benar-benar bisa keluar..." Senyum sedih membingkai lembut di wajahnya.
"aku masih belum menemukan alasan untuk memakimu dengan keras..."
Dia mengangkat tangannya, pantulan gelang kristal hitam memiliki tonjolan berukir daun selalu melilit pergelangan yang tidak digunakan untuk berikatan. Dengan cepat ukiran itu semakin menghilang memperlihatkan sebuah batu biru.
Bug bug bug~ "Tteeii! apa kau tidur?"
Bug bug bug~ "oh Teeii~ apa kau tidur? Tteeeeii? Tei?"
Tei menghela napasnya, Ia berjalan membuka pintu yang langsung disuguhkan cengiran seorang mallen.
"wah kau belum tidur! Apa kau mau pergi denganku?"
Walaupun dia tertidur semua kebisingan yang dia buat sengaja akan membuatnya terjaga kembali.
"tidak."
"Bagus. Ayo." Zoru menarik lengannya, lebih tepatnya menggeret sang pemilik tangan.
Tei telah diseret melalui jalan kota padat malam hari hingga padang rumput liar. Mereka akhirnya sampai di sebuah hamparan luas yang dipenuhi banyak kelompok pemburu. Terdapat jalan masuk hutan yang tersegel di sisi timur.
"Luar biasa! Apa ini kompetisi Mesimera yang terkenal itu?"
"HUH!? Kakak kenapa kau bisa ada disini?"
Tidak seperti Zoru, Tei tidak terkejut melihat Gin karena ia tahu dia mengikutinya sejak keluar dari kediaman Chimaera. Tapi ia terkejut karena orang yang ada di sebelahnya. Zura terlihat tidak serapi biasanya, saat Tei melihat wajahnya semuanya menjadi jelas. Ia bernasib sama seperti Tei.
"Zoru, aku akan berpartisipasi, cepat beri tahu aku peraturannya." Gin terlihat seperti bocah kecil yang diajak menuju kawasan bermain.
"kita bisa membuat kelompok! Ah gunakan ini." ia memberi Tei dan Zura penutup wajah.
Mereka benar-benar terlihat seperti kelompok pemburu yang bersimbol penutup wajah hitam.
"inti permainan ini adalah mencari sebuah bendera seperti itu di dalam hutan." dia menunjuk sebuah bendera yang terpasang di tengah arena.
"hanya itu?" Zura bertanya bingung.
"Zura kau juga tidak tahu mengenai permainan yang terkenal di wilayahmu!?" Gin yang terkejut hanya mendapat tatapan mematikan.
"oh ho, tentu saja tidak hanya itu, akan terdapat banyak rintangan yang bahkan lebih sulit dari mengalahkan griv berlevel sedang, dan jangan lupakan kalau kita akan melawan banyak kelompok pemburu lain."
"itu..." Gin memegang bahu Zoru, "Luarbiasa!" matanya berkaca-kaca terharu.
"benarkan!? Ini akan sangat menyenangkan!"
Mereka terlihat seperti adik kakak yang sesungguhnya.
"Zura, mau bersaing denganku?"
"dalam hal apa?"
"siapa yang mendapatkan bendera itu lebih dulu dapat memerintah yang kalah. Tapi kita hanya boleh menggunakan kekuatan sebatas omnium*. Bagaimana?"
*tingkat kedua
Zura mengangguk setelah mempertimbangkannya. "itu terdengar menyenangkan dapat membuatmu tunduk padaku."
"haha jangan besar kepala dulu."
"kalau begitu aku dan Tei juga akan bersaing menemukannya! Baik sudah diputuskan."
"aku tidak menyetujuinya." protesan Tei teredam suara letusan terdengar.
"Serbuu!" Gin dan Zoru telah berlari ke dalam hutan. Zura dan Tei menghembuskan napas panjang sebelum ikut memasuki hutan.
"Tei Tei, lihat ada kuncup bunga raksasa!" Gin berlari ke arah bunga itu.
"tubuhnya sangat lembek!! Hahaha hahaha" Dia meremas gemas badan kuncup itu dengan tangannya.
"Tunggu. kakak menjauh darinya! Itu-"
"UUwaaaa!!!! Teeii dia bangun!!"
Itu sudah tidak menjadi kuncup lagi melainkan sebuah bunga dengan banyak taring dan akar yang bangkit dari kuburnya.
"... venus flytrap yang telah diubah"
...
"dia benar-benar menikmatinya." Zura terdengar sudah malas dengan kelakuan mallen yang sedang berlari berkeliling menghindari bunga itu sambil terus berteriak.
"Waw, kakak Gin sudah bersenang-senang."
Ini pertama kalinya Tei melihat monster buatan.
"Apa kebanyakan monster dibuat seperti itu?"
"ya, mereka disebut mutan, berasal dari tumbuhan atau hewan yang telah dirubah."
Senyum Tei mengembang, semangat bersaing mulai tumbuh di dirinya. Sulit? Ya tentu saja jika tumbuhan berbahaya sebesar ini ada banyak, memang akan sulit bagi pemburu dengan bakat lain. Tidak untuk Tei! Ini jauh lebih mudah karena semua monster akan kaya cairan di dalam tubuhnya tidak seperti griv. Meskipun ia bertemu hewan mutan setidaknya hutan ini kaya tanaman yang dapat ia kendalikan.
"Teii teii!" Gin berlari ke arahnya diikuti mulut raksasa yang mengejarnya. Venus itu berhenti beberapa langkah hampir mencapai Tei dan langsung terbelah menjadi beberapa bagian.
"Teii teii, kau menyelamatkanku!!" Gin memeluknya terharu.
"Ah! Aku juga mau diselamatkan Tei! aku tidak akan kalah!!" ucapan Zoru mengandung keirian nyata.
Tiga jam telah berlalu, Tei sudah menyesali pemikirannya yang menganggap permainan ini mudah. Setidaknya jika memainkan hal ini sendirian, memang akan mudah untuknya. Tapi 2 orang bodoh terus menarik bahaya ke arahnya dan berteriak meminta untuk diselamatkan. Belum lagi beberapa kelompok pemburu yang mengusik mereka. Zura terlihat khawatir tapi tidak bisa melakukan apa-apa karena dia bertaruh untuk hanya sebatas omnium dan hanya bisa melindungi dirinya sendiri.
Tenaga Tei benar-benar telah terkuras habis. Mereka semua terengah-engah setelah berlari menghindari lipas yang 1000 kali lebih besar dari ukurannya. Itu semua karena Gin yang dengan sengaja menarik antenanya hingga terlepas dan langsung berlari meninggalkan mereka!