Chereads / Keturunan Musuh / Chapter 15 - Persaingan II

Chapter 15 - Persaingan II

Tei memukul dada Gin yang sedang tertawa di sebelahnya dengan semua energi yang tersisa, ia bahkan terlalu lelah untuk mengeluarkan satu kata makian.

"kakak, kau memiliki energi yang benar-benar banyak." Zoru terkapar bersandar di bawah pohon.

"ho ho... dan lihat apa yang aku temukan." Gin menunjuk ke ujung pohon yang menjulang melebihi pohon lainnya.

"Tidak mungkin!! Itu benderanya!" walau Zoru masih lelah, matanya kembali bersemangat.

"Zura aku menemukannya lebih dulu, jadi aku lah pemenangnya."

"tidak, yang mendapatkannya lah yang menang."

"kalau begitu akan ku ambil benderanya lebih dulu."

"tidak." Zoru kembali bangkit "Aku akan mengalahkan Tei!"

"Kemana benderanya pergi?"

"apa maksudmu kakak, itu di ujung sa-"

...

"Ayo kembali."

Mereka bertiga memandang ke arah Tei yang berjalan dari bawah pohon, ia menggenggam kain merah bersimbol matahari di tangannya.

"Tidaakk!!!" Gin dan Zoru terjatuh ke tanah menelan kenyataan pahit di depannya. Zura juga terlihat sedih, kesempatannya memperbudak Gin sudah terbuang.

"pemburu hebat sepertiku telah dikalahkan. Mimpi buruk apa ini?" Gin mengucap frustasi.

"pfft. hahahaha... apa dia bilang pemburu hebat? Bukankah kau terlalu besar kepala anak muda?"

"2 orang disana bahkan memiliki aura lemah, benar-benar kelompok menyedihkan." Suaranya mencemooh.

Kelompok berisi lima pemburu mengelilingi mereka. Terdapat 3 mallen, salah satunya adalah yang tertawa, Tei yakin dia pemimpin kelompok ini. Tubuhnya paling besar dan balon otot menonjol di setiap tubuhnya.

"akhirnya mereka keluar. Gin, mari buat persaingan baru."

"Siapa yang paling cepat mengalahkan mereka dengan level osmium, bisa memerintah yang kalah."

"sepakat."

"tunggu kakak! Aku juga mau melampiaskan kesalku! Sisakan aku paman besar disana, dan kalian masing-masing mendapat 2 pemburu."

Kelompok pemburu itu sangat kesal mendengar percakapan mereka.

Tei dengan senang hati menikmati waktu istirahat yang diberikan dan menonton pertunjukan yang tersaji di depannya. Tidak butuh waktu lama bagi ketiganya untuk bermain dengan kelompok pemburu itu.

Zoru terlihat cukup lega setelah meretakkan beberapa tulang tidak seperti Zura yang sangat bersih dan tenang saat melawan dua pemburu sekaligus. Di sisi lain Gin berlari dengan kedua tangannya terangkat menghindari segala serangan sambil berteriak kegirangan dan entah bagaimana serangan itu melukai kawan lawannya sendiri. Sangat rusuh!

Mereka kembali ke kediaman Chimaera setelah mendapatkan hadiah 20 ruby dan cairan kesembuhan tingkat rendah. Tidak ada yang menang antara Gin dan Zura karena mereka selesai bersamaan. Hadiah ruby telah dibagi 4 walau 3 diantaranya menganggap itu jumlah yang sangat sedikit, dan cairan kesembuhan di putuskan untuk kakak beradik Chimaera. Itu hanya setelah Gin dengan sombong mengatakan dapat menemukan cairan itu kapanpun ia inginkan. Walau hal itu sepenuhnya bukanlah kesombongan tak berdasar karena Tei bisa menyembuhkannya kapan saja.

"ahh tadi benar-benar menyenangkan."

Tei tidak meresponnya, setelah membersihkan diri ia ingin memulihkan tubuhnya yang telah dipaksa melawan semua bahaya. Baru saja ia akan mengolah clanya, sesuatu menghantam tubuhnya.

"ahh tadi benar-benar menyenangkan."

Tei tidak meresponnya, setelah membersihkan diri ia segera berbaring ingin memulihkan tubuhnya yang telah dipaksa menghadapi semua mutan. Baru saja ia akan mengolah clanya, sesuatu menghantam tubuhnya.

"Tei Tei aku tahu kau juga menyukai permainan itu kan?"

Tei membuka matanya kesal, melihat Gin yang berseri-seri telungkup diatasnya, bersilangan dengan arah tubuhnya.

"menyingkir."

"apa kau senang bermain seperti tadi? aku melihatmu tersenyum. Jadi kau pasti menyukainya. Aku benar kan? Kan?"

Ia menggunakan penutup hitam. Siapa yang telah kau lihat!

"ya itu menyenangkan. sekarang pergilah, kau menindih tanganku dan menghambatku bernapas"

"ah kalau begitu," Gin melepaskan tangan Tei lalu menggeser-geser tubuhnya menurun mencari posisi ternyaman.

"berhenti!" Dia sudah tidak mampu menghadapi mallen diatasnya. "Lupakan. Jangan banyak bergerak."

Gin membuat cengiran, "tentu kalau kau memaksa."

Tei menghembuskan napas pasrah dan meletakkan tangannya di rambut hitam ke abu-abuan dan punggung Gin, itu karena tidak ada posisi yang lebih benar lagi untuknya. Ia akhirnya memutuskan untuk mengolah clanya sekaligus dengan cla Gin, rune Yi membuat lebih mudah untuk melakukannya. Pemulihan yang ia lakukan dapat menghilangkan rasa lelah dan mendapat tidur dengan baik setelahnya. Gin mengendurkan ototnya merasa nyaman dan masih patuh untuk tetap diam. Tei gatal untuk melirik mallen yang terasa sangat tenang, tidak seperti biasanya.

...

Sungguh tidak memiliki kesadaran diri akan tubuh besarnya. Bagaimana bisa ia menyiksa orang lain di bawahnya dan tertidur lelap. Tei kembali menghembus napas dalam, memutuskan untuk memejamkan matanya.

~

"Teeeiii!!! Apa kau sudah bangun? Teii!!"

Suara gedoran pintu dan teriakan keras tak henti membuat Gin terjaga dari tidurnya.

"uugghh! Apa yang bocah itu lakukan pagi buta."

"apa sebutan waktumu masih berlaku pada semua cahaya itu?"

"oh Tei, kau sudah bangun? pukul berapa ini?"

"hampir mencapai siang, sekarang bisa lepaskan aku?"

Saat Tei bangun ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, dia telah menjadi guling hidup Gin.

"Teeii!!!! Teeiii!!!"

"Ah! kenapa dia bisa sangat berisik?"

"ucap salah satunya."

Gin mengabaikan sindiran Tei dan segera membuka pintu setelah menggunakan penutup wajah dan mengubah rambutnya.

"Kakak Gin!? Kenapa kau disini!?"

"karena ini kamarku."

"Aku yakin sebelumnya ini kamar Tei..."

"ya, juga kamar Tei." Gin menyandar di pintu dengan sengaja membuat Zoru dapat melihat Tei meregangkan tubuhnya, keterkejutan tercetak di wajahnya.

"Ini pasti karena hanya tersisa sedikit kamar." Wajahnya kembali bersemangat. Tei mengagumi bagaimana Zoru dapat memberi motivasi pada dirinya dengan sangat cepat.

"kau benar, aku beruntung Tei memelukku sepanjang malam~"

"Tidak mungkin."

"dia menyuruhku untuk berbaring diam di atasnya~"

"penipu!"

"dia masih menempel denganku sebelum aku membuka pintu~"

"hentikan! Kakak Gin kau penipu besar!" bibir bawahnya bergetar mulai meragukan kepercayaan dirinya.

"Tei, apa semua yang ku katakan salah?"

Tidak. Tentu tidak ada ucapannya yang salah. Hanya saja penjahat di balik cerita itu sudah berubah. Tei hanya terdiam, ia tidak ingin repot menjelaskan itu semua.

"Tei tidak mengiyakan, kau pasti berbohong!"

"dia juga tidak menyalahkan, itu karena dia malu mengakui aku benar."

"Kau pasti telah mengancamnya! Aku tidak percaya! Tidak akan!" ia telah berlari pergi dengan mata menggenang meninggalkan Gin yang terlihat puas.

"apa yang kau dapat dari menggodanya seperti itu?"

"Tei Tei aku beri tahu padamu, hal ini disebut rasa senang."

.

Hari kedua mereka di Chimaera berlalu begitu saja. Drac mendapat banyak barang untuk dibawa kembali setelah berkeliling ke hampir semua toko unik. Tei juga membeli barang yang ia butuhkan dengan uang yang ia menangkan kemarin. Mereka kembali dengan tifora Chimaera dan Tei berhasil sedikit menahan walau tetap tidak sengaja memegang Gin.

~