Citra hanya mengenakan sweater biasa. Sosoknya yang ramping dan kurus tampak sangat rapuh di tengah terpaan angin dingin. Rambutnya yang panjang seperti rumput laut berkibar tertiup angin. Dia membuat siluet yang indah dalam cahaya redup. Gadis itu berjalan pergi.
Satya terus menatapnya sampai sosok Citra benar-benar hilang dari pandangannya. Satya yang tinggi itu dikelilingi oleh cahaya lampu yang terang, membuat dirinya tampak lebih kesepian di malam ini. Terlebih ketika tidak ada orang di sekitarnya.
Setelah beberapa saat, Satya perlahan membungkuk. Dia mengambil mantelnya yang jatuh, dan kemudian berbalik untuk berjalan menuju Gust yang diparkir tidak jauh dari pintu masuk apartemen.
Luka di wajah Satya hampir sembuh. Meskipun masih ada beberapa luka dalam yang sedikit mengerikan, tetapi di dalam malam yang terlalu gelap ini, dia masih terlihat tampan dan acuh tak acuh seperti sebelumnya. Wajahnya tanpa ekspresi, sulit menebak emosinya.
