Citra mengerutkan keningnya dan berkata, "Lalu, nomor berapa bangsal pasien atas nama Laras?"
"417, nona."
"Baik, terima kasih."
Citra mundur dua langkah, dan wanita di meja depan sudah menjamu para pengunjung baru. Ada banyak orang di rumah sakit ini, terutama karena ini adalah rumah sakit terbaik di Medan. Tentu saja kepercayaan orang-orang pada rumah sakit ini sangat besar.
Citra berdiri di tengah kerumunan, tidak tahu ke mana harus pergi. Dia mengeluarkan ponselnya dari tasnya dan menelepon Satya lagi. Masih tidak ada yang menjawab. Dalam ingatannya, kecuali saat Satya pergi ke Meksiko, pria itu hampir tidak pernah tidak menjawab teleponnya. Namun, pada saat itu, Citra tahu keadaan sedang tidak baik, jadi dia jarang meneleponnya.
Setelah ragu-ragu, Citra memilih untuk mengunjungi bangsal Laras. Lantai empat dapat langsung diakses dengan lift. Ketika dia tiba di lantai empat, dia tahu bahwa semua kamar di lantai ini adalah kamar VIP dengan pengawasan tingkat tinggi.