Untuk pertama kali dalam hidupnya, Satya merasa tidak bisa menahan amarah yang melonjak di tubuhnya. Ini juga pertama kalinya sejak Citra meminta putus dengannya, dia merasa sangat bingung.
Satya ingat bahwa Nyonya Feni telah melindungi Citra dari tikaman seseorang sebelumnya, meskipun itu adalah hal yang disengaja. Tetapi bahkan ketika Citra belum mengetahui kebenarannya, dia tidak memiliki banyak emosi yang dalam kecuali sedikit rasa terkejut dan rasa terima kasih yang tulus pada ibunya itu.
Tapi pada Miko saat ini, Citra bersikap berbeda. Satya tahu betul saat wanita tergerak oleh perasaannya pada seseorang.
Ana kembali dengan tas berisi pakaian, "Tuan, saya sudah membawakan baju untuk nona."
Satya masih menatap Citra wanita yang duduk di bangku itu. Dia mengulurkan tangan kanannya dan mengambil kantong kertas yang ditempatkan Ana di tangannya. Detik berikutnya, dia membungkuk dan langsung menggendong wanita yang duduk itu.