Satya mengulurkan tangannya untuk menopang wajahnya, dan berkata dengan suara rendah, "Menangislah jika kamu ingin menangis, jangan menahan diri." Dia berhenti sejenak sebelum melanjutkan dengan suara lemah, "Luka-luka ini awalnya dibuat untuk membuatmu takut saat melihatnya, itu sebabnya mereka menyerang bagian wajahku. Padahal, ini sebenarnya hanya luka ringan yang tidak sakit. Ini bukan masalah besar."
Citra tidak berharap Satya mengatakan itu, tetapi ketika dia mengatakannya, air mata Citra jatuh tak terkendali. Dia membelai sudut bibir Satya dengan jari-jari yang sedingin es, lalu bertanya dengan suara rendah usai tangisannya berhenti, "Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu bisa bertarung? Bagaimana kamu bisa terluka?"
Satya mengerutkan kening dan memeluknya. Tangannya juga dingin seperti tangan Citra. Dia tersenyum tipis, "Tentu saja aku menang, tapi mereka terlalu banyak, jadi aku juga terkena pukulan beberapa kali, hanya pukulan biasa."