Citra akhirnya bertemu dengan Pak Chandra dengan lancar. Pria itu baru berusia lima puluhan dan kurang dari 60 tahun. Sejak dia di penjara, ubannya tampak lebih banyak. Dia terlihat semakin tua, dan semakin kuyu. Namun, Citra tahu bahwa semangatnya tidak terlalu buruk. Hanya saja hari ini, ayahnya itu terlihat sangat lelah, bahkan punggungnya tidak bisa tegak saat duduk. Ada hal yang mencolok, yaitu memar yang jelas di dahinya.
Citra awalnya duduk, lalu dia bangkit dari kursi dengan terburu-buru saat melihat ayahnya. "Ayah?" Dia bertanya dengan tidak sabar sampai Pak Chandra mendekat, "Ada apa denganmu?"
Pak Chandra melambaikan tangannya. Ekspresi wajahnya terlihat normal, "Tidak apa-apa, aku jatuh tadi malam dan kepalaku terbentur ke dinding."
Hal semacam ini bukan tidak mungkin, tapi bagaimana Citra bisa mempercayainya saat ini? Dia mengubah ekspresinya, mengerutkan kening dan bertanya, "Apa terjadi sesuatu? Apakah seseorang mengganggumu di penjara?"