Marcell memegang gelas anggur, menyipitkan mata ke pria yang merokok diam-diam, "Pacarmu mengatakan dia mengantuk, kamu tidak ingin tidur dengannya dan malah merokok di sini? Apa kamu seorang pria?"
Satya tidak repot-repot meliriknya dan meremehkan. "Jarang dia tertarik dengan judi, jadi biarkan dia bersenang-senang. Tapi percaya atau tidak, jika kamu menunggu sampai subuh, kamu harus kehilangan uang."
Marcell menyipitkan matanya dan melirik ke meja. Apa yang bisa dilihat Satya adalah Marcell dan para anak buahnya itu menguasai perjudian di Medan. Entah besar atau kecil, pada dasarnya semua markas judi ada di bawah tangan Marcell. Jadi saat ini, Satya tahu bahwa Citra hanya mengandalkan keberuntungan dan pengalaman teknis dalam perjudian. Sedangkan Suci hanya mengandalkan ingatan dan kemampuan aritmatika.